Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Cahaya Yang Terperangkap

31 Desember 2010   01:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:10 112 1
Lubang hitam (black hold),
bukanlah sebuah lubang. Itu adalah bintang yang mati. Bintang gemintang
yang berserakan di jagat raya mempunyai usia. Maksudnya, pijar yang
menyala-nyala di tubuh bintang suatu saat akan padam. Dan reaksi
supernova yang terjadi sebelum bintang itu betul-betul mati akan
melempar dan menghamburkan seluruh materi dan energi dengan dahsyat.
Lalu, semua materi itu akan terhisap kembali pada materi dasar bintang
tersebut dengan kekuatan gravitatsi yang secara menakjubkan menjadi
jutaan kali lipat besarnya. Sehingga dengan daya hisap gravitasi yang
sangat dahsyat itu mampu menarik benda-benda angkasa yang lewat dekat
dengannya. Sebesar dan secepat apapun benda angkasa yang mendekat akan
hancur terhisap, termasuk sesuatu yang tercepat; seperti gelombang foton
(cahaya). Besarnya daya gravitasi bintang tersebut membuat cahaya
terjebak dan tak berdaya, tak bisa memantul atau lepas darinya. Hal itu
menyebabkan tak ada gelombang foton yang dipantulkan dari bintang
tersebut, sehingga bintang itu terlihat bolong layaknya sebuah lubang
dalam yang tak berujung. Bukan hanya itu, besarnya gaya gravitasi
menjadikan bintang mati itu menghisap dirinya sendiri sampai ukurannya
berkali-kali lipat lebih kecil dari ukuran awalnya. Sangat menakjubkan.

Bayangkan,
sebuah bintang yang begitu besar bisa tidak terihat disebabkan tak ada
cahaya yang mampu memancar darinya. Alih-alih cahaya yang menyorot
bintang itu malah dihisapnya.

Fakta ilmiah di atas yang
ditemukan pada abad keduapuluh ini, mempunyai hikmah yang sangat
menarik. Katakan saja bisa dianalogikan dengan keimanan pada Tuhan yang
bisa tidak terlihat (tidak terasa) karena hati kita tidak bisa
memancarkan cahaya-Nya.

Al-Quran
berfirman, “Allah adalah cahaya di atas cahaya”. Menurut
Dr. Zakir Naik, penulis buku Al-Quran dan Sains Modern, dia juga
seorang Hafidz (seorang yang hafal seluruh Al-Quran), mengatakan, yang dimaksud Allah cahaya diatas cahaya
merupakan sebuah analogi; bahwa Allah SWT merupakan cahaya. Dia adalah
sumber cahaya yang tidak pernah padam yang mampu “menerangi” alam
semesta agar bergerak mengikuti hukum-Nya, juga sebagai cahaya yang
menuntun orang-orang yang beriman kepada-Nya, dan juga sebagai cahaya
yang membuka penglihatan kepada orang-orang yang buta mata[hati]nya
sehingga ia sadar dimana ia berada dan siapa dirinya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun