Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Mengatasi Lobha Dosa Moha Bukan Berarti Mengorbankan Sikap Assertive

19 Desember 2011   05:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:04 640 0
    • Daniel Suchamda : Suatu sikap reaktif adalah sekedar lawan pikiran padahal sesungguhnya muncul bermuara dari kebobrokan yang sama. Batin yang sama menciptakan suatu ideal dimasa depan, yang mana adalah menciptakan ilusi waktu, dimana sesuatu itu tidak akan pernah dapat teraih. Contoh : Saya marah. Lalu pikiran saya menciptakan doktrin bahwa saya harus sabar. Saya mengharap kesabaran itu di masa depan. Padahal, sejatinya adalah saat ini saya sedang marah. Tapi saya menutupi itu dengan menekan kemarahan itu sembari menipu diri "saya sabar". Malah-malah saya memuji diri "saya sabar, saya suci, kaum pilihan",...padahal sejatinya ya marah. Kemarahan yg ditekan itu akan terus menumpuk dan siap2 meledak. Lalu saya akan membuat dalih lain utk PEMBENARAN-DIRI dari sikap itu. Demikianlah seterusnya....saya tidak akan pernah baik. Karena saya berpikir palsu.
    • Daniel Suchamda : Sebaiknya adalah sadar SAAT INI saya marah. Saya tahu sebab2 kemarahan saya. Kemarahan adalah tanda adanya sesuatu yang tidak benar (menurut saya, tapi BELUM TENTU benar). Maka saya menyelidiki kebenaran itu. Dan apabila memang ada hal-hal yg merupakan hak utk dipertahankan, saya melakukan tindakan PROAKTIF / ASSERTIVE : saya menyatakan keberatan saya...langsung dan ditempat dengan tujuan agar terjadi saling pemahaman dan kebaikan bersama.
    • Fedrika Adriana Van Lingen : Seperti sekarang saya marah karena kakak saya pesawatx jatuh di P. Bintang tapi mau marah pada siapa.......????? Daniel Suchamda : Sadari saja itu, bahwa tidak bisa yang anda marahi secara langsung. Tetapi sebagai manusia, anda bisa mentransformasikan kemarahan itu menjadi sesuatu yg berguna...misal: bagi orang lain yg akan menggunakan jasa penerbangan yaitu dengan cara menulis surat pembaca, kritikan atau saran...atau malah sekalian bertekad menjadi pejuang moral...melalui media atau partai...utk membenahi bersama2 kerusakan di segala bidang. Kalau memang tidak ada yg bisa dilakukan sama sekali, ya terimalah bahwa saya marah tanpa berdaya. Tapi stop sampai disitu. Jangan meng-create pikiran2 baru (yg bisa mengarah kepada dendam) bila hanyut dalam lamunan itu. Bila diamati secara sadar, kemarahan itu akan hilang dengan sendirinya melalui perenungan meditatif ini.
    • ULe Albab : tanpa penyelidikan ke dalam bagaimana pikiran dan perasaan terbentuk, kita sulit untuk mengendalikan emosi...
    • Urip Danu Wijoyo : sifat sok suci memang penyakit yg sangat berat dan bikin repot sesama
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun