Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Si Pecandu Hujan

6 Mei 2015   12:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:19 59 0
"Kriiinggg ... Kringng ... Kriiiiiiingg" Bel pertanda jam sudah Berakhir .

Tak ada hal yang paling ditunggu saat disekolah selain bel pertanda istirahat dan bel pulang sekolah. .Tapi tetap saja, seolah olah tak ada waktu untuk sejenak menyeka keringat di pelipis mata aku masih harus berlama lama menatap laptopku yang seolah terus dipaksa berlariuntuk segera menyelsaikan tugasku . aku sering menghabiskan waktu disekolah berlama lama dengan keheningan agar aku konsentrasi mengerjakan tugas tugas bawaanku.

bahkan aku sering ditegur oleh penjaga sekolah karna aku selalu pulang paling akhir sendiri, Ya .! Tapi bukan alivia namanya jika aku tak terus melakukannya. Semakin dikekang, aku malah semakin bersemangat menentangnya , aku tak bosan dimarahi setiap pagi, aku cukup tersenyum jika penjaga sekolah mengancam akan melaporkanku ke kepala sekolah aku hanya perlu berwajah iba, atau tersenyum manis dan semua clear .

"Mendingan kamu pulang, kayaknya hujan akan turun sore ini"

"Tak apa, aku masih ada kerjaan"

"kenapa tidak kamu kerjakan dirumah saja? nanti kamu terjebak hujan'

"tak apa , sebentar lagi juga pulang kok"

"yaudah deh , aku pulang duluan ya "

"iya " aku hanya tersenyum melihat mereka pergi, langkah demi langkah yang meninggalkanku sendiri dikeheningan kelas ini.

Mereka memahami kondisiku yang tak betah dirumah, Ketidak harmonisan rumah membuat aku terpuruk semakin jauh. Aku bosan tertekan oleh keadaan Orangtuaku, aku jadi lebih suka sendiri, menyibukan diriku untuk melakukan sesuatu, sebisa mungkin mengurangi waktu senggangku. memang tidak menghilangkan luka yang ia sematkan , tapi setidaknya aku tidak punya waktu untuk memikirkanya berkepanjan.

Bahkan aku sering melupakan kesehatanku yang memerlukan perawatan 'khusus', sejak kecil aku memerlukan perawatan pada ginjalku . Bak pepatah 'Lebih baik sakit gigi daripada harus sakit hati' itu memakna di hidupku, tak ada sakit yang membuat aku begitu jatuh tersungkur selain perpecahan yang aku rasa dalam keluargaku.

Mengoprasikan Komputer membuat aku diterima di salah satu kantor yang bergelut di bidang Multi Level Marketing, karna aku mengambil jurusan Rekayasa Perangkat lunak setidaknya membuat aku dipercaya menjadi 'Si Kunci Program' di kantor tersebut, Tapi itu berlebihan mengingat aku masih duduk di bangku kelas 2, terlebih lagi aku masih terlalu belia untuk mengetahui pergaulan 'hitam' si Multi Level Marketing 'MLM' .

Gemuruh Air Hujan menggangu konsentrasiku, Hujan mulai turun dengan deras . mengingatkan aku pada sosok tambatan hati nan jauh di mata , ingin rasanya aku memeluknya .sudah 2 bulan kami dipisahkan jarak, karna ia harus studi di singapore . Bagaimana keadaanya, sedang apakah dia, bersama siapakah dia, apakah dia merindukanku . huh lagi lagi

aku bertanya tanya dalam hatiku, segera aku menepis jauh jauh pikiranku .

aku meregangkan tubuhku yang terasa begitu kaku , kugerakkan jemari jemariku yang lentik dan memutar kepalaku ke kanan dan kekiri.

aku mengintip keluar dibalik jendela kelas yang berembun dimana aku berada,aku menghapus embun embun yang menjadi hiasan di jendela,terlihat rinai air hujan bak tirai alam. begitu tenangnya melihat rintik rintik air yang jatuh . Aku selalu suka hujan, Tapi aku benci Hujan ketika ia bergandengan dengan petir. Aku bisa berlama lama menatap jutaan tetes air hujan yang jatuh ke bumi, sungguh fenomena yang amat aku sukai . aku berjalan keluar kelas, aku sentuh air yang mengalir dari atap , ingin rasanya aku berlari ke tangah lapang itu , bermandikan hujan yang selalu membuat aku tenang.

"kamu belum pulang"

"belum"

"kenapa?"

"Tadi sih Masih ada tugas ka, Dan sekarang terjebak hujan" jawabku singkat.

seorang kaka kelasku tiba tiba menepuk pundakku , mengejutkanku dari lamunan keheningan . Kaka Kelas yang aku kenal baik sejak lama , teman satu organisasiku Derry namanya. Kaka kelas yang membuat aku terkagum oleh kepribadianya, begitu tenang dan jenius . wanita mana yang tidak cemburu melihat aku begitu dekat dengannya, karna sikapnya yang dingin membuat semua wanita yang tergila gila dengan senyumanya yang karismatik harus melewati benteng beku yang menghadang karna sikapnya yang cuek. Tapi sejujurnya aku tak begitu banyak mengetahui tentang kehidupanya, meskipun kita sering bersama dia tak pernah mengungkapkan apapun tentang perasaan atau kehidupannya . tapi dia adalah pendengar yang baik

setiap kali aku mencurahkan kegundahan.

"kamu suka hujan?"

"Nggak" Singkatku .

"Huu .. Tapi matamu menyiratkan sesuatu yang beda"

"Iiihh aku nggak suka hujan, tapi aku cinta, bahkan saat ini rasanya aku ingin menari nari dengannya "

"huuuuh" Tangannya mengacak ngacak rambutku karna aku melontarkan leluconku lagi .. aku melihat dia tersenyum , senyum yang tak pernah aku dapati ketika ia bersama Orang lain.

ah tuhan apa yang aku fikirkan, begitu bahagia rasanya melihat dia seperti ini, seolah kabahagiaan yang hakiki baru menyapa dirinya.

"katanya hujan itu rezeki loh liv"

"tau tau"

"terus?"

"terus apa? ya kita syukurin dong "

"Kamu bodoh ya.. lebih bodoh dari patrick "

Kumanyunkan bibirku dengan manja, seolah olah aku kesal karna ia terus mencibirku, menyamaiku dengan salah satu tokoh kartun spongebob yang karakternya sangat bodoh.

"ih dia ngambek, Kamu tau kan hujan itu rezeki, terus kenapa kamu masih disini? berteduh di bawah atap. Katanya rezeki tapi kayak gamau kena rezeki aja"

Aku menangkap secara tidak langsung maksud hatinya, dia seakan mengajakku bercengkrama di bawah rintik hujan .. Dia menyimpan tas hitam yang ia gendong di sudut kaki kanannya lalu dia memegang jemari tangan kananku dan menarikku ketengah lapang yang tepat berada di seberang kelasku . Aku tak bisa berkata, aku menikmatinya , semua keheningan ini, rasa kebebasan yang aku rindukan, aku hanya berbaring di tengah guyuran hujan yang mendera setiap sel sel kulitku .

Entah berapa lama, aku hanya berharap waktu lebih lama dari yang aku harapkan hingga aku lupa, lupa rasanya kepedihan, aku hanya ingin ketenangan yang hujan hadiahkan.

Ketenangan yang membuat aku selalu merindukan Hujan yang datang bertamu .

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun