Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Benarkah Jumlah Takbir Shalat Ied 7 dan 5 Pada Masing-masing Rakaat?

5 Agustus 2013   23:41 Diperbarui: 4 April 2017   17:37 12265 1
Boleh percaya boleh tidak,,
ini memang masih dalam taraf pembahasan,
tapi sebagian kaum muslimin sudah ada yang mengamalkan ini,
Walaupun terkesan “asing” dan menimbulkan pro kontra di tengah masyarakat.

Dari kecil mungkin sebagian kita diajari tata cara shalat Ied (Idul Fithri maupun Idul Adha) sebagai berikut:

Bertakbir tujuh kali untuk rakaat pertama dan bertakbir lima kali pada rakaat kedua. Seluruhnya dengan mengangkat kedua tangan lalu bersedekap.Tiap selesai takbir , tangan disedekapkan lalu membaca:

سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ

Lantas membaca fatihah dilanjutkan dengan membaca surat, lalu rukuk, sujud sebagaimana biasa.

Sebagian kaum muslimin yang mengamalkan shalat Ied seperti ini menggunakan dalil dari hadist berikut,

Dari ‘Aisyah, bahwa Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bertakbir dalam shalat Iedul Fithri dan Adha; pada raka’at pertama tujuh takbir dan raka’at kedua lima kali (HR. Abu Dawud )

Setelah kami mempelajarinya, ternyata hadist tersebut sanadnya lemah karena disana ada perawi bernama Ibnu Lahi`ah yang hafalannya kabur karena tulisan- tulisannya terbakar. Hadist diatas juga di riwayatkan oleh Ibnu Majah tapi lemah karena adanya perawi perawi bernama Muhammad bin Kholid yang sering keliru dan Katsir bin Abdillah bin Amar yang lemah.

Pada saat kami mempelajari tentang tata cara shalat ied, kami menemukan hadist yang sahih yang menerangkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat ied layaknya shalat sunnah dua rakaat biasa tanpa ada takbir 7 dan 5 pada masing-masing rakaat. Hadist-hadist tersebut antara lain:

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- خَرَجَ يَوْمَ أَضْحَى أَوْ فِطْرٍ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَمْ يُصَلِّ قَبْلَهَا وَلاَ بَعْدَهَا

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar pada hari Idul Adha atau Idul Fithri, lalu beliau mengerjakan shalat ‘ied dua raka’at, namun beliau tidak mengerjakan shalat qobliyah maupun ba’diyah ‘ied.“ (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Ibnu ‘Umar, ia mengatakan,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ – رضى الله عنهما – يُصَلُّونَ الْعِيدَيْنِ قَبْلَ الْخُطْبَةِ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakr, begitu pula ‘Umar biasa melaksanakan shalat ‘ied sebelum khutbah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kedua hadist diatas tidak ada merinci jumlah takbir pada shalat ied. Coba perhatikan kata-kata “lalu beliau mengerjakan shalat ‘ied dua raka’at”. Makna shalat dua rakaat pada hadist tersebut sama dengan shalat dua rakaat pada umumnya tanpa adanya takbir tambahan. Jadi setelah kami mempelajarinya kami berkesimpulan bahwa, SHALAT IED dilaksanakan sama seperti shalat dua rakaat lainnya, tanpa adanya takbir 7 kali pada rakaat pertama dan takbir 5 kali pada rakaat kedua.

Alasan lain yang mendukung hasil kesimpulan kami adalah:

1. Kami tidak menemukan satupun dalil yang menerangkan tentang bacaan selang setiap takbir seperti yang banyak dibaca kaum muslimi saat ini. Jadi kami tidak pernah menemukan dalil bacaan

سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ

dibaca pada selang setiap takbir.

Kalaulah Nabi pernah mengerjakan shalat seperti ini, tentulah Nabi pernah menerangkan dalam sebuah riwayat bacaan apa yang dibaca pada selang setiap takbir.

Walaupun ada kami temukan dalil yang membolehkan membaca dzikir diantara setiap takbir seperti riwayat dari Ibnu Mas'ud. Bacaan dzikir yang mana yang dibaca? Seperti apa bacaannya? Tentulah setiap amalan yang dikerjakan harus disertai dengan dalil yang kuat dan mencontoh kepada apa yang telah diperbuat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

2. Kami juga tidak menemukan dalil yang menerangkan tentang kapan dimulai penghitungan jumlah takbir yang 7 pada rakaat pertama. Apakah disana termasuk takbiratul ihram apa tidak. Begitu juga dengan rakaat kedua kapan dimulai penghitungan takbir yang 5, apakah termasuk takbir intiqal, perpindahan dari sujud rakaat pertama ke berdiri rakaat kedua atau tidak.

3. Kami tidak menemukan adanya riwayat dari Rasulullah yang menjelaskan bahwa beliau mengangkat tangan di sela-sela takbir dalam shalat Ied. Yang ada hanya keumuman dalil bahwa Rasulullah saw mengangkat tangan pada setiap takbiratul ihram dalam setiap shalat. Kalaulah Rasulullah pernah melakukan shalat dengan 7 dan 5 takbir seperti itu tentulah beliau pernah meriwayatkannya.

Seperti halnya takbir pada shalat jenazah. Dimana beliau pernah mengangkat tangan antar setiap takbir, dan ada juga riwayat yang mengatakan beliau tidak mengangkat tangannya setiap takbir takbir kecuali takbiratul ihram

Berdasarkan hal itulah, semenjak kami kecil kami melaksanakan shalat Ied seperti shalat sunnah dua rakaat pada umumnya tanpa takbir 7 dan 5 pada masing-masing rakaatnya. Walaupun terkesan berbeda dengan kaum muslimin lainnya.

Sekali lagi ini baru tahap pembahasan. Kami mengharapkan bantuan kaum muslimin untuk mengoreksi tulisan ini, jika kaum muslimin pernah belajar dan mengetahui tentang tata cara shalat ied yang disertai dalil yang shahih. Sekaligus kami meminta alamat dimana kami bisa mempelajarinya lebih lanjut. Kami tidak ingin beradu pendapat, apalagi mencari pembenaran, tapi kami hanya ingin belajar lagi.

Walaupun kita berbeda,bukan berarti kita tidak bisa berteman kan?
Jazakallahu khairan

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun