Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

King of Pop Bangkit dari Kubur di Hari Ke 3?

27 Juni 2009   03:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:00 1892 0
Michael Jackson di ramalkan bangkit dari kuburnya di hari ke 3.

Huh?

Tanpa banyak di ketahui umum, hari Sabtu kemarin merupakan salah satu hari paling sibuk bagi banyak agen, distributor dan toko yang menjual musik.

Kebiasaan untuk hanya menyimpan stok maksimum 2 keping per judul album yang di release paling lama 60 hari ke belakang, berbalik menghasilkan kerugian besar.

Sejak pembajakan menguasai 94% dari pasar album International di Indonesia (sudah sejak 3 tahun lalu) dan belum juga masuk ke dalam agenda Top 5 prioritas (yang di umumkan) tiap kali terjadi pergantian Kepala Kopolisian, penjualan album musik khusus artis international terpuruk habis.

Tiap kali album baru di keluarkan, paling banyak di cetak 2000-3000 CD di cetakan pertama. Padahal, hanya 4-5 tahun lalu, untuk artis se Kaliber Michael Jackson, pasti berani cetak 15 ribu CD. Itupun dalam keadaan setengah berjudi, karena CD sedang menanjak popularitasnya, kaset sedang menurun, namun si penjual lapak dengan CD MP3 berisi 80-120 lagu sudah menjarah di mana-mana. Tapi, lumayan lah. Buruh pabrik sibuk, distribusi sibuk, retail sibuk, promosi jalan, periklanan jalan, pita PPN untuk CD/Kaset terbayar, dan iuran wajib ASIRI untuk dana Anti Pembajakan juga tetap dikutip di masa itu.

Semua toko minta barang MJ. Saya yakin, teman-teman di team sales Sony Enterntainment, dan juga Universal Music (yang memegang album-album awal MJ), dibanjiri order dari semua toko. Jawabannya: "Bentar yak! Cetak lagi!!  Balang kaga ala! Selasa dah! Ai janji!...Iye...ini di pabrik udah ai suluh lembul!...dah jangan banyak bacot tunggu aje ye...!! Fax oldel elu dulu!..buru!"

Selasa?

Wah....hari ke 3 setelah kematian Michael Jackson!

Kok Selasa? Kalau pabrik tidak di lembur, hari Senin pagi cetak ulang, Siangnya sudah bisa distribusi ulang kok. Dan Selasa, semua toko sudah di penuhi stock baru.

Takut dengan istilah pembukuan dan auditor yang selalu mengganggu posisi keuntungan perusahaan, yaitu "Obsolesence Stock", jumlah stock di gudang untuk tiap judul selalu di jaga tidak lebih dari 10% dari order barang yang sama di bulan sebelumnya. Jadi kalau di bulan Mei, penjualan album Michael Jackson adalah 200 CD, Stock harusnya tidak lebih dari 20 di gudang di bulan itu, setelah di cetak ulang sebanyak 200 CD untuk bulan berikutnya. Sedih ya. 200 biji doang!

Ironisnya, 4-5 tahun lalu, distribusi paling aneh, namun paling menguntunkan bagi industri musik, mulai masuk ke Indonesia, yaitu Ring Back Tone. Potongan lagu berdurasi 35 detik, di jual lebih mahal per lagunya daripada sebuah CD, dan pembelinya tidak pernah mendengarkan lagunya lagi.

Nah, seperti lagu international lainnya, lagu-lagu Michael Jackson hanya menikmati penjualan selama 1 tahun di platform RBT, lalu bersama juga semua lagu international lainnya, hilang dari peredaran platform RBT di Indonesia, di saat Yayasan Karya Cipta Indonesia (KCI) menuntut Telkomsel untuk sebuah hak yang pada saat itu, belum jelas, dapat di kutip oleh KCI atau tidak. Telkomsel yang tidak mau pusing, walaupun setelah 1 tahun penuh berusaha menahan konten International di layanan NSP 1212nya, bahkan juga berdiri di pihak Perusahaan Rekaman dan menolok peramintaan Penerbit Musik maupun KCI, akhirnya bersama-sama perusahaan rekaman international, memutuskan menurunkan semua konten International.

Dalihnya : Elu atur deh tuh antara kalian. Kalau mau jualan, pencipta harus tandatangan surat pernyataan aja. Tandatangan asli ya.

Elu.....Michael Jackson suruh teken surat pernyataan Telkomsel. Pavaroti, U2, Beatles, Elvis, Nat King Cole, dst...dst..dst...

Ngak dagang dah! Bubar tuh RBT lagu International.

Walaupun tuntutan KCI juga gugur , namun sampai hari ini, tetap lagu international belum di jual.

Kabarnya 3 minggu lalu, sewaktu berlangsung Music Matters Confrence di Hong Kong, pernyataan teman-teman dari Perusahaan Rekaman, dan Perusahaan Penerbit Musik akhirnya sepakat satu sama lain, berapa pembagian di antara mereka.  Verbally sudah beres. Pasti lagi mau teken-tekenan.

FYI, permasalahan Digital Royalty sudah 10 tahun lebih berjalan diantara Perusahaan Rekaman dan Perusahaan Penerbit Musik di pengadilan International. Walaupun sampai ke tingkat tertinggi, semua jenis produk tetap bisa berjualan dengan baik di seluruh dunia. Full Track Download, True Tones, Ring Tones dan juga RBT.

Only in Indonesia, lagu International tidak bisa di jual.

So, katanya sudah kelingking ketemu kelingking.

Udah baikan dong diantara semua unsur di industri rekaman.

Katanya sudah sepakat bagi-bagi duitnya. Tinggal di bagi-bagi kan tuh, semua uang yang tertahan selama 10 tahun lebih yang tetap di sempat oleh perusahaan rekakman. Kang Tau dah buat para penerbit musik!

Michael Jackson as the King of Pop dan saya nobatkan semalam sebagai King Of Digital, adalah the one and only reason, to start selling  International RBT's again.

Sama seperti sibuknya para agen dan distributor di Glodok, sama sibuknya para buyer di Disc Tarra, Aquarius, Duta Suara, dlsb, sama sibuknya para buruh pabrik, sama sibuknya orang keuangan mengejar pita PPN lagi karena ngak stock banyak, harus nya Sabtu, Minggu dan Senin ini, para petinggi di divisi  VAS dan Legal tiap Telco di Indonesia, sama sibuknya.

Harus sibuk dong. Menyambut kebangkitan dari kubur The King of Digital. (ngak percaya, google: Michael Jackson Sales).

It is now! Peluangnya adalah sekarang kalau mau mulai jualan RBT Intenational lagi.
The King of Pop and Digital has died.

But he will rise again and bring back the whole international music industry back to life!

If only the Telcos take the responsibility to be "god". Hari ke 3 adalah Selasa 29 July 2009.

Atau kita biarkan kembali untuk para pembajak, yang per hari ini, sudah langsung menggelar seluruh album Michael Jackson di lapak seluruh Indonesia berjaya kembali?

Palilng tidak kita bisa rayakan the New King of Digital Music.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun