Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi Pilihan

Mempertanyakan Sensor Metro TV di Sentilan Sentilun "Ahok"

28 Januari 2014   00:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:24 1346 0

Saya baru saja menonton acara Sentilan Sentilun, Metro TV (Senin, 27/01), yang berthemakan “Blusukan ke Kantor Ahok”.

Sebenarnya, tidak banyak hal baru yang disentil di acara ini. Sentilan-sentilan Sentilun itu seputar mengapa Ahok tampak suka marah, bagaimana hubungannya dengan Jokowi sebagai atasannya, kenapa Ahok tetap menggunakan mobil dinas Land Cruiser-nya, tentang mengatasi banjir Jakarta, dan bagaimana jika Ahok suatu ketika maju sebagai calon presiden.

Ada beberapa hal yang cukup menarik yang disentil di sini. Antara lain, ketika disentil mengenai gebrakan Ahok yang serba cepat, tanpa berlama-lama berpikir atau hanya berwacana. Sentilun menyentil, kira-kira begini katanya, “Iya, jadi pimpinan itu harus cepat berpikir dan bertindak. Tetapi, ada, lho, pimpinan yang berpikir terus, tetapi lambat bertindak.” Disambut suara tawa penonton. Tentu kita bisa menduga siapakah pimpinan yang dimaksud si Sentilun itu.

Demikian juga ketika Ahok berkata, “ .... Ngontrol semua APBD bupati, walikota, gubernur yang bandel itu lewat Mendagri. (Sedangkan Mendagri) Presiden juga yang pilih.” Langsung disentil oleh Sentilun, “Tapi, itu kalau Presidennya tegasss...”

Ketika disentil mengenai hubungan Ahok dengan Jokowi yang adalah atasannya, Ahok berkata bahwa sebagai wakil Jokowi dia adalah staf, bawahannya Jokowi, tentu harus mendengar, mendukung, dan melaksanakan program-program Jokowi agar bisa berjalan sukses. Kemudian disentil oleh Cak Lontong “Pegawai Pemda DKI Gadungan, “... Malah ada ini, wakil yang tak pernah dengarin atasannya itu, ada.”

“Wakil siapa?”

“Wakil rakyat!” jawab Cak Lontong, “Wakil rakyat itu tak pernah dengarin rakyatnya. Padahal rakyat itu ‘kan ‘atasannya’.”

Pada bagian akhir, Sentilun menyentil mengenai kemungkinan Ahok suatu ketika menjadi RI 1. Kata dia kepada Ndro-nya, “Apabila Ahok itu benar-benar berhasil menyebrang ke Merdeka Utara. Menjadi Presiden. Untuk saya, ini betul-betul indikator keberhasilan demokrasi di Nusantara Raya ini.”

“Maksudnya?”

Sentilun menjawab, “Lho, bayangin ada presiden Indonesia, salahnya dua ...... “ disambut suara riuh tepuk tangan dan tawa penonton yang menyaksikan langsung acara itu di lokasi syuting. Bagian titik-titik adalah bagian  frasa Sentilun yang tidak bisa didengar pemirsa televisi, karena di-dubbing atau disensor Metro TV. Pemirsa di rumah tentu bingung dan bertanya-tanya, kata-kata apakah yang diucapkan oleh Sentilun itu sampai membuat penonton di sana itu bertepuk tangan meriah begitu.

Tetapi bagi yang sebelum acara ini ditayangkan, sudah melihat Instalgram dari Mas Butet alias si Sentilun itu tentu tahu apakah yang dikatakannya itu. Karena di Instalgram-nya itu Mas Butet alias Sentilun itu sudah menulis kalimatnya itu secara lengkap tentang “dua kesalahan” Ahok itu, yakni karena dia “China dan Kristen.”

Selengkap kalimat Mas Butet di Instalgram itu adalah sebagai berikut:   “... Doi bilang pengin jadi eksekutif yg lbh tinggi, jadi presiden. Kubilang, ‘Kalau anda jadi presiden itu indikator keberhasilan demokrasi di Nusantara Raya. Situ kan salahnya dua,….udah Kristen eh Cina lagi.’ “

Anda bisa menyaksikan di YouTube di bawah ini, mulai menit 5:22.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun