Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

SBY Hanya Akan Sebagai Simbol Ketua Umum Partai Demokrat? Siapa Ketua Umum Sesungguhnya?

30 Maret 2013   00:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:01 1419 1

Bayangkan saja, betapa super sibuknya nanti SBY kalau dia merangkap 5 jabatan sekaligus itu.  Menjelang pemilu dan pilpres 2014 nanti, sebagai Ketua Umum Partai Demokrat SBY pasti akan menjadi sangat super sibuk. Belum lagi dengan tugasnya sebagai Presiden RI. Tentu saja, dia tidak mungkin lagi hanya akan menjalankan tugasnya sebagai ketua umum partai hanya pada hari libur, Sabtu dan Minggu, seperti yang pernah dijadikan alasan pembenaran perangkapan jabatan SBY sebagai Ketua Dewan Pembina dan Majelis Tinggi itu ketika dia bertindak mengatasi terpuruknya Partai Demokrat dalam berbagai survei.

Tetapi, bukan namanya politikus Indonesia, apalagi politikus Partai Demokrat kalau tidak bisaberputar lidah untuk menangkis semua kritik itu. Petinggi Demokrat, antara lain Sekretaris Departemen Pemberantasan Korupsi dan Mafia Hukum Partai Demokrat, Carrel Ticualu dan   Ketua DPD Jawa Barat, Iwan Sulanjana, mengatakan, nanti kalau SBY benar-benar terpilih menjadi Ketua Umum, maka akan diadakan lagi jabatan baru di partai tersebut. Namanya adalah Ketua Harian. Tugasnya adalah menjalankan tugas sehari-hari Ketua Umum SBY. Besar kemungkinan yang akan dipilih menjadi Ketua Harian itu adalah anak SBY sendiri, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas (Tempo.co, Kompas.com).

Skenario ini kelihatannya sudah dimatangkan oleh Majelis Tinggi, karena itu mereka sudah menyatakan bahwa nanti setelah ketua umum terpilih, maka Ibas akan mundur sebagai Sekretaris Jenderal Partai Demokrat. Mundurnya Ibas ini, tentu ada kaitannya dengan skenario akan dijadikan Ketua Harian itu.

Jadi, skenarionya adalah SBY akan terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat yang baru. Tetapi karena tidak mungkin SBY bisa maksimal menjalankan jabatan ketua umumnya itu, mengingat dia juga adalah Presiden RI, maka harus ada orang yang tugasnya mengganti SBY menjalankan tugas ketua umum partai itu. Dia itu harus orang yang sangat dekat dan satu visi dengan SBY. Orang yang paling pas itu adalah putra SBY sendiri, Ibas. Sebagai legalitas partai, akan diadakan jabatan baru namanya Ketua Harian.

Janggal kedengarannya. Kalau memang yang akan menjalankan tugas SBY sebagai Ketua Umum adalah Ibas sebagai Ketua Harian, kenapa tidak sekalian saja Ibas yang dipilih sebagai ketua umumnya? Tidak perlu ada jabatan-jabatan “aneh” semacam Ketua Harian itu. Apakah tidak sekalian bikin juga jabatan baru, selain Ketua Harian, ada lagi Ketua Mingguan, Ketua Bulanan, dan Ketua Tahunan?

Besar kemungkinan skenario ini yang dijalankan karena sebenarnya mereka ingin memajukan Ibas sebagai ketua umum. Tetapi, karena keputusan ini akan besar risikonya, mendapat tantangan dari faksi-faksi tertentu, sedangkan posisi Ibas masih lemah untuk menghadapi hal demikian, maka yang dimajukan itu adalah SBY sendiri. SBY akan menjadi “bumper” dari Ibas. Setelah dia nanti terpilih, maka SBY tidak lebih akan mejadi simbol Ketua Umum Partai Demokrat

Skenario ini bisa saja akan berjalan lancar. KLB bisa berlangsung lancar sampai selesai. SBY terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat yang baru, dan terciptalah jabatan baru yang unik namanya Ketua Harian, pejabatnya Ibas. Dialah ketua umum sesungguhnya. Tetapi, kesuksesan KLB itu nanti, tidak akan menyelamatkan Partai Demokrat dalam keterpurukannya nanti di Pemilu 2014.

Salah satu penyebabnya adalah justru karena rakyat melihat proses pemilihan ketua umumnya saja penuh dengan pemutarbalikan lidah dan muslihat seperti itu. ***

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun