Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Artikel Utama

Bang Foke, yang Kurang Ajar Itu, Ahok atau Nara?

17 September 2012   09:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:20 73104 30

Di acara “Jakarta Memilih: The Final Round”, yang diselenggarakan oleh Metro TV, Minggu, 16 September 2012, dengan dua host andalannya, Najwa Shihab dan Suryopratomo,  kembali terlihat bahwa Fauzi Bowo sulit untuk mengendalikan emosinya.

Rupanya, karakter temperamental calon gubernur petahana ini terkuak setiap kali dikritik dan atau merasa disela pembicaraannya di dalam suatu dialog, debat, atau pertanyaan yang memojokkannya. Di dalam setiap debat antarcagub-cawagub pun terlihat bahwa dia selalu memposisikan dirinya berada di atas pesaingnya. Seolah-olah Jakarta itu punya dia, hanya dia yang berhak dan paling mengerti mengelola Jakarta.

Misalnya, di sesi terakhir acara “Jakarta Memilih: The Final Round” itu, yakni sesi tanya-jawab langsung di antara kedua pasangan calon, ketika Foke menjawab pertanyaan Ahok tentang persoalan busway, dia melontarkan kata-kata kerasnya kepada Ahok, “Yang membangun itu ‘kan saya, dan Pak Sutiyoso, bukan ente, ... bukan ente!”

Rupanya yang membuat emosi Foke terpancing itu perkataan Ahok yang bilang, kenapa bisnis busway bernilai triliun rupiah itu dikelola seperti warung Tegal, dan ketika Foke mulai menjelaskan bahwa proyek tersebut dimulai dengan pengembangan koridor sekaligus dengan standar pelayanan minimum secara bertahap, Ahok menyelanya dengan mengatakan bahwa proyek tersebut sudah dimulai sejak 2004, kok masih dalam tahapan mulai pengembangan seperti itu. Spontan emosi Foke berkobar, dan kata-kata itu pun keluar dari mulutnya. Seolah-olah karena pembangunan proyek busway itu dibangun di masa dia menjadi Wakil Gubernur dan Gubernur DKI, maka tidak boleh ada yang mengkritisinya.

Sebelumnya, Ahok mengajukan pertanyaan dengan mengatakan bahwa pada 2009 ada studi banding di Bogota, sebagai kota yang dijadikan acuan proyek busway tersebut. Di Bogota dengan jumlah koridor yang sama-sama delapan buah, rata-rata bisa mengangkut 1,025 juta penumpang/hari, sedangkan di Jakarta sampai 2012 baru mampu mengangkut rata-rata 360.000 penumpang/hari.

Seharusnya, pertanyaan tersebut dijawab oleh cawagub Nachrowi Ramli (Nara). Karena sebelumnya, yang terjadi adalah antara cawagub Foke dengan cawagub Jokowi-lah. Kemudian cawagub Nara yang bertanya kepada cawagub Ahok. Giliran Ahok yang mengajukan pertanyaan tersebut, seharusnya yang jawab adalah sesama cawagub, Nara. Tetapi, Ahok masih berbaik hati, dengan mengatakan pertanyaannya itu boleh dijawab oleh Nara, maupun Foke. Maka, dengancepat Foke pun bilang, dialah yang menjawabnya. Mungkin dia khawatir kalau Nara yang jawab, jawabannya malah ngawur. Jadi, lebih baik, cari selamat dulu.  Praktis, pada sesi terakhir itu, Nara tidak berkesempatan menjawab pertanyaan yang seharusnya dijawabnya.

Foke juga mungkin menahan emosinya karena melihat pertanyaan Nara kepada Ahok yang bermaksud menyudutkannya, malah dijadikan bumerang oleh Ahok, yang dengan telak menohok kembali Nara.

Karena emosi tak tertahan itulah ketika Ahok menyela jawabannya itu, Foke pun spontan mengeluarkan kata-kata tersebut di atas sambil menunjuk ke arah Ahok: “Yang membangun itu ‘kan saya, dan Pak Sutiyoso, bukan ente, ... bukan ente!” Belum puas, Foke melanjutkan, “Saya ngomong dulu, kalau sama Bang Nachrowi, ente boleh kurang ajar. Kalau dengan saya, nanti dulu, ya!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun