Simpan saja gerahmu, demi impian di ujung jalan. Biarkan kemarau membakar semangat, ketika jiwa terbakar amarah. Di sini kami masih melangkah saat angin menyapu debu jalan, menghepaskan pada lengan baju.
Pada lorong yang sama kami berjalan, bergandengan dengan tantangan. Memasuki ruangan yang menyiapkan mimpi. Di antara impian dan mimpi yang terus merebut gelora pada jalan yang tak pernah sepih. Pada jalan yang gersang kami berlangkah membangunkan kesunyian demi impian hari esok.