Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Bukan Hanya Teman

9 Juni 2022   22:49 Diperbarui: 9 Juni 2022   22:53 111 2


14 Juni 2018, hari pertama masuk sekolah SMA. Semua siswa baru memakai pakaian hitam putih yang sudah diperintahkan panitia MPLS (masa pengenalan lingkungan sekolah). Lengkap dengan topi yang terbuat dari setengah bola dan nametag yang tergantung dileher. Semua siswa berbaris sesuai dengan kelompok masing-masing

Ali : "Dila, kelompok 1 (Ali membaca nametag Dila). Hai aku Ali, satu kelompok dengan kamu"

Dila : "Oh, hai Ali, senang satu kelompok denganmu"

Ali : "Kenapa panitia hanya membuat kelompok yang terdiri dari 2 orang saja ya? Padahalkan akan lebih seru jika lebih banyak teman baru,"

Dila : "Entahlah, mungkin supaya anggota kelompok bisa aktif satu sama lain"

Ali : "Iya juga ya. Eh, nanti istirahat ke kantin bareng yuk? Biar kita makin kompak dan dapat juara kelompok terkompak, kan lumayan bisa maju ke panggung pas api unggun nanti."

Dila : "Ayo"

 

Upacara pembukaan pun selesai, peserta MPLS diberi waktu setengah jam untuk makan siang. Semua peserta pergi berhamburan ke kantin, begitu juga dengan Ali dan Dila

Ali : "Enak juga masakan mamah kamu, Dil."

Dila : "Iya pasti, masakan mamah memang kesukaanku. Tapi masakan mama kamu juga enak, Li."

Ali : "Bisa saja kamu, Dil. Oh iya bagi nomor kamu dong, nanti kita pasti banyak tugas berbarengan terus,"

Dila : "Boleh, ini ya,"

 

Dari kegiatan MPLS ini, keduanya menjadi semakin dekat dan akrab. Pertemanan mereka tidak hanya sebatas teman kelompok saja, hubungan ini masih terus berlanjut hingga masig-masing orang tua sudah dianggap orang tua mereka sendiri

(Diruang makan rumah Ali)

Dila : "Tante ini makannanya enak banget, tante selalu jago banget masak apapun deh, kapan-kapan mau belajar ya tan,"

Mamah Ali : "Boleh dong, Dil. Weekend ini kita belajar ya, rencananya Papa Ali juga lagi ada di rumah, kamu kan belum pernah ketemu sama Papa Ali, ya ?"
Dila : "Iya tante, belum pernah ketemu. Ali juga sama, belum pernah ketemu sama papa aku, selalu saja ada halangan. Kayak weekend nanti tan, kayaknya aku gak bisa deh. Soalnya sudah janjian sama keluarga mamah buat kumpul di rumah nenek, kapan-kapan ya tan." Ayu tersenyum

Mamah Ali : "Oh iya gapapa, Dil. Santai saja,"

 

Tak terasa, waktu begitu cepat, masa kelulusan dan perpisahan sekolah pun tiba. Ali dan Ayu berdandan rapih memakai jas dan kebaya serasi. Bak, pasangan pengantin, mereka tidak malu untuk memakai baju couple. Orang tua mereka pun turut hadir. Dan ternyata..

Ali : "Yu, kenalin ini papa gue yang belum sempet ketemu sama lo." Bahasa Ali yang sudah mulai santai

Ayu : "Li, ini beneran bapak lo ?"

Ali : "Iya,"

Ayu : "Lah, dia juga bapak gue li,"

Ayu dan Ali saling tatap lalu mereka menatap mamah masing-masing meminta penjelasan

Mamah Ayu : "Jadi gini, yu. Papa memang punya 2 istri, cuman mama gak bilang, takut kamu merasa malu dan tidak menghargai papa. Tapi, mamah tahu kok, dan mama menerima itu semua. Mamah Ali pun sebaliknya, yang kita tidak tahu adalah bahwa Ali itu anak dari istri kedua papa, yu."

Mamah Ali : "Iya, semua yang dikatakan mamah kamu itu benar, yu. Tante dan mamah kamu sering ketemu, tapi kita lupa untuk memperkenalkan anak-anak kita. Maafkan kita ya, nak"

Papah : "Papah juga minta maaf menutupi ini semua, sebenarnya papa sudah mau terbuka, namun menunggu kalian besar dulu supaya bisa saling menerima dan tidak jadi suatu masalah yang besar."

 

Hubungan Ali dan Ayu sempat merenggang karena kecanggungan yang terjadi setelah hari kelulusan, sampai akhirnya mereka masuk ke kampus yang sama dan mulai hidup bergantungan satu sama lain kembali, merelakan semua yang telah terjadi, dan menerima kenyataan bahwa mereka adalah saudara yang harus saling menjaga

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun