Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Sekilas Cerita di Kompasiana

18 Juni 2012   06:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:50 357 6

Hari ini ketika saya berangkat ke lab, petugas dormitory memanggil saya, “Jia Rui (nama Mandarin yang saya gunakan), you baoguo”, maksudnya ada paket untuk saya. Saya berpikir, paket dari ibu sudah saya terima dua minggu lalu dan rasanya tidak ada kiriman lagi. Lalu saya mengambil paketnya dan melihat nama pengirimnya. Oaaalaahh, dari sesama Kompasianer rupanya.

Di samping berbagi informasi, belajar menulis, menjadi terkenal (*halah), dan bisa memenangkan hadiah bila ada kompetisi yang diadakan Kompasiana (dan pihak lain), pertemanan adalah “fitur” lain dari Kompasiana yang membawa paket dari Indonesia itu sampai ke Taipei. Tahun lalu saya bisa bertemu dengan Pak Julianto Simanjuntak di Taipei saat beliau diundang untuk menjadi pembicara di sana. Saat itu Pak Jul menghubungi saya lewat Kompasiana dan menawarkan kesempatan bertemu jika sempat. Wah, tentu disempat-sempatkan dong, kapan lagi bisa bertemu sosok inspiratif seperti beliau. Janji bertemu di salah satu pasar malam di Taipei, Pak Jul dan saya langsung mengenali satu sama lain sampai si tuan rumah (yang mengundang beliau) bertanya, “kok bisa tahu?”. Ya iya wong berteman di Kompasiana. Hehehe. Lalu kami berbincang dan menyusuri pasar malam, dan Pak Jul juga memberikan pada saya dua buku karyanya: Mencintai Hingga Terluka dan Seni Merayakan Hidup yang Sulit. Diberikan langsung oleh penulisnya lho. Senaaaang (hihi).

Tulisan saya soal kartupos di Kompasiana itu juga membawa banyak teman postcard swapping. Banyak yang meminta (haha) kartupos dari Taipei, sekaligus juga menawarkan untuk mengirimkan kartupos darimanapun mereka berada. Seperti Dee Fauzi yang mengirimkan kartupos vintage dari Surabaya, ada juga mbak Indah yang mengirim kartupos dari Frankfurt, dan Pande Sri yang mengirim dari Bali. Ada juga masternya jalan-jalan, Pak Taufikuieks, yang katanya mengirim kartupos untuk saya dari Cleveland. Bayangkan wajah saya yang berbinar-binar saat memandangi koleksi kartupos yang bertambah terus sejak posting di Kompasiana.

Sejujurnya, kadang saya sediiiiiih banget karena banyak acara Kompasiana yang diadakan di Indonesia, atau iri pada mereka yang bisa kopdar dengan mudah. Lha piye, saya tinggal di Taipei. Kompasianer di Taiwan juga saya tidak banyak tahu (tambah huiks). Namun dengan banyaknya teman yang saya dapat dan bagaimana kami menjalin pertemanan dengan bertukar cerita, barang, hingga bertemu itu adalah sesuatu yang menyenangkan. They make my day, begitu deh istilah kerennya.

Termasuk hari ini. Saya sedang tidak mood karena “ditinggal” adviser ke luar negeri, dan sedikit malas-malasan berangkat ke lab. Eh ternyata ada paket dari Pak Dosen Alip Yog Kunandar. Beberapa waktu lalu saya mengirimkan koran lokal Taiwan pada beliau karena beliau mengoleksi koran asing, lalu beliau “membalas” dengan mengirimkan buku karyanya: Kurusetra (Sebuah Lingkaran Bernama Cinta), lengkap dengan tandatangan. Hehehe. Mood saya jadi naik lagi. Senaaaannng. Nanti saya baca ya Pak Dosen, ini buat laporan dulu (:D).

Begitulah. Ada banyak hal yang saya dapatkan “hanya” dengan menulis di Kompasiana. Itu sekilas cerita saya di Kompasiana. Bagaimana denganmu? :)

Xie-xie teman-teman di Kompasiana. Xie-xie juga untuk Kompasiana. You all make my day ^__^

-Citra

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun