Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Tak Menghargai Ilmu Tapi Diberi Tunjangan Sertifikasi

2 Desember 2012   10:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:18 338 0
Sehari-hari saya adalah instruktur pelajaran Komputer (TIK) di sebuah SD swasta. Akhir-akhir ini banyak rekan guru senior di sekolah kami mulai antusias untuk belajar mengoperasikan komputer, itu semua juga disebabkan persyaratan yang diharuskan dalam mendapatkan tunjangan sertifikasi. Guru-guru tersebut mulai dipaksa untuk dapat menjalankan aplikasi komputer, menyimpan data di flashdisk, memiliki email, mengecek email masuk dan mengisi formulir secara online. Padahal selama ini mereka sudah merasa berada di zona nyaman sehingga kebanyakan dari mereka lalai untuk belajar lagi guna menambah wawasan keilmuan.

Saya pun dengan senang hati mengajari rekan-rekan itu, apalagi melihat kemajuan yang mereka dapatkan dalam mengoperasikan komputer. Sudah banyak guru yang mulai dapat membuat sendiri daftar nilai, mengoperasikan laptop yang selama ini tersimpan rapi di lemari rumah mereka. Kebanyakan dari mereka belajar dari awal sekali, dari cara memegang mouse yang mantap, menghidupkan serta shut down komputer dengan prosedur yang benar sudah dapat dilakukan dengan lancar. Alhamdulillah !

Tapi, ditengah kegembiraan ku melihat rekan yang mulai banyak kemajuan, ada seorang oknum guru senior yang sudah lebih dulu mendapatkan tunjangan sertifikasi menemui ku. Ia menanyakan tentang pelajaran rekan-rekannya tersebut. Saya jawab bahwa mereka sudah mendapatkan banyak kemajuan berarti sembari saya tawarkan dengan halus bila ia ingin memanfaatkan waktu dengan belajar kepada kami (saat dapat tunjangan sertifikasi oknum guru tersebut belum dituntut dengan kemampuan mengoperasikan komputer).

Jawaban yang keluar dari oknum tersebut sangat mengejutkan, katanya, "untuk apa saya belajar komputer lagi, karena bikin pegawai Tata Usaha jadi ongkang-ongkang kaki tidak bekerja". "Ke-enakan dong, mereka !", ujarnya.

Saya sangat menyayangkan sekali pernyataannya yang tidak menghargai manfaat sebuah ilmu pengetahuan padahal ia adalah seorang guru yang diberi tunjangan sertifikasi oleh pemerintah. Guru yang sudah mendapatkan tunjangan sertifikasi tentu saja dianggap telah memenuhi semua persyaratan untuk mendapatkan itu karena tidak semua guru bisa mendapatkannya. Seandainya ia menjawab sudah malas untuk belajar lagi, saya masih bisa memaklumi. Tapi dengan memberi jawaban seperti itu rasanya tunjangan sertifikasi tersebut seharusnya diberikan kepada kami saja. Sayang sekali dana yang sebegitu besar diberikan pada oknum yang wawasan dan cara pandangnya terhadap ilmu pengetahuan sebegitu rendahnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun