Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Jerman dan Star Wars

8 Maret 2013   11:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:07 216 0
Saya termasuk penggemar berat dari film dan novel star wars yang dibuat oleh George Lucas, karya ini menarik dan termasuk bagian penting dari science fiction yang pernah saya tonton. Banyak plot dalam star wars ini yang kemudian menarik untuk dibahas dan ditelaah lebih lanjut melihat perpolitikan dunia.

Dalam tulisan ini saya mencoba menghubungkan film Star Wars, lebih spesifik ke dalam pemerintahan di dalam star wars, serta langkah Jerman untuk melakukan investasi di Indonesia. Sebetulnya dua hal ini tidak berhubungan, Star Wars tidak berasal dari Jerman, tetapi ada satu fenomena ekonomi politik yang sama yang bisa kita ambil dari sini.

Sebelum memulai pendapat saya, saya coba menceritakan sedikit tentang perpolitikan yang ada di Star Wars.

Anda penggemar Star Wars tentu ingat bagaimana plot episode 1 dimana muncul Sith. Tetapi jauh sebelum itu ada fenomena dimana semua planet membentuk sebuah regionalisme dan parlemen bersama di Corruscant, mereka juga memiliki wilayah sendiri di dalam pemerintahannya. Mereka memiliki senat dan juga parlemen yang cukup berjalan normal. Namun ada suatu pemberontakan yang awalnya dicurigai dilakukan oleh federasi perdagangan.

Perlu diketahui di dalam dunia fiksi tersebut banyak sekali federasi, termasuk federasi perdagangan, perbankan, dan federasi lainnya.

Di dalam plot episode I dan II terjadi friksi antara senat dengan federasi yang memegang perekonomian tersebut. Pertanyaannya sekarang adalah, kenapa Federasi perdagangan melakukan plot untuk memberontak dan melawan senat?

Disini mulai menarik dan dapat dibahas lebih dalam.

Kita tentu mengenal konsep Power dimana seseorang akan bertindak apa saja untuk mendapatkan power tersebut. Power sendiri bisa berarti kekuatan ekonomi, kekuatan militer, ataupun kekuasaan dalam arti umum.

Kembali ke Star Wars, dari fenomena tersebut maka kita bisa lihat bahwa federasi perdagangan melalui senat sering tidak mendapatkan kepentingan yang dia inginkan, dia mengingkan power yang lebih besar. Namun keputusan ini sering terhambat oleh proses demokrasi yang ada di dalam parlemen. Dimana di dalam parlemen terdapat banyak negara kecil yang jumlahnya lebih banyak dan menjegal keputusan yang diajukan oleh federasi perdagangan.

Tadi merupakan hipotesa singkat saya yang mungkin akan menarik untuk dapat ditelaah lebih lanjut dalam pembuktian empiris. namun dari hipotesa singkat tersebut apa yang bisa kita peroleh?

Kesimpulannya adalah simple, dalam sebuah regionalisme yang demokratis dan adil, pihak yang memiliki kekuatan ekonomi paling besar, cenderung mengingkan kekuatan yang besar dan kekuasaan yang besar. Ketika kepentingannya tidak tercapai, dia akan membelot dari sistem dan membuat sistem baru.

Lalu, apa hubungannya dengan Jerman?

Jerman adalah negara yang kuat, dari dulu sampai sekarang, ini mungkin tulisan kedua saya soal Jerman, di tulisan sebelumnya saya mencoba mengatakan bahwa Jerman memiliki sejarah ekonomi yang kuat, mulai dari Prussia hingga Hitler. Ini dibuktikan dengan banyaknya industri di Jerman yang ekspansi secara global, stabilnya sistem ekonomi mereka disaat eropa krisis, dan bukti lainnya yang mungkin para kompasiana lebih tahu :)

Dalam Uni Eropa, Jerman merupakan tempat bergantung bagi negara-negara di Eropa yang membutuhkan. Dalam kondisi krisis seperti ini, Jerman adalah aktor yang digantungkan untuk memberikan bailout ke Yunani. Namun apa yang terjadi? gagal... iya, Yunani tidak juga bangkit, Jerman pun harus merugi.

lalu apa yang dilakukan Jerman?

Iya Jerman kemudian mengalihkan investasinya ke negara berkembang yang jelas akan menguntungkan dia. Indonesia adalah jawabannya.

Indonesia sudah memiliki yang Jerman mau, dan Indonesia tidak sia-sia untuk datang dan berpromosi di Berlin.

Saya agak ketawa dengan pernyataan Fadli, wakil ketua Gerindra, @Fadlizon (CMIIW) bahwa ke Jerman adalah kunjungan sia-sia. Menurut saya ini adalah momen untuk Indonesia bangkit.

dari Jerman sangat diharapkan kita mendapatkan tekonologinya yang sangat maju. di sisi lain, promosi pariwisata di Berlin melalui ITB berlin adalah salah satu hal yang bagus.

Ingatlah dengan banyaknya bisnis jerman yang menjamur, maka bukan tidak mungkin bahwa kunjungan Indonesia meningkat karena perjalanan bisnis.

Jadi pada intinya tulisan ini menyimpulkan bahwa:

1. Jerman melakukan hal ini karena jenuh dengan kondisi di Eropa dan membelot ke sistem lain

2. Indonesia memiliki kesempatan yang baik dalam kerjasama dengan Jerman

Sekian tulisan saya hari ini, semoga semua pihak dapat menerima pendapat saya :)

@Captain_INA

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun