Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Prilaku Porno dan Skandal Seks DPR

9 April 2011   02:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:59 518 1
Anggota DPR dari fraksi PKS yang kepergok tengah menengok video porno, Arifinto, saat rapat DPR membuat tanda tanya besar tentang prilaku seks anggota dewan. Dia bisa saja dengan seribu alasan mengelak namun menurut pengakuan fotografer Arifinto sengaja memilih-milih gambar mana yang akan dibuka menunjukkan gunung es prilaku pornonya. Tak heran dalam sejarah parlemen Indonesia pasca-reformasi sudah ada beberapa skandal seks dan perselingkuhan yang menjerat anggota parlemen Indonesia. Masih segar dalam ingatan seorang anggota dewan yang klaim ketua fraksi Golkar (Andi Matalatta) sebagai salah satu kader terbaik Golkar, pada 2006 Yahya Zaini terekam video sedang menikmati making love dengan artis dangdut Maria Eva. Dia dengan gentle akhirnya mengundurkan diri dari profesinya sebagai wakil rakyat. Pada tahun 2010 mucul ke permukaan kasus perselingkuhan anggota DPR dari fraksi partai Demokrat sekaligus bendahara umum partai, M Nazarudin, dengan gadis sales promotion girl di Bandung. Itu dari parlemen pusat saja dengan anggota yang sedikit belum lagi parlemen daerah dengan jumlah personel yang jauh lebih banyak. Misalkan yang sangat memprihatinkan kasus perselingkuhan ketua fraksi demokrat DPRD Jombang, Ahmad Tohari (44), dengan pembantunya sendiri Nita Safitri yang dilaporkan istri Ahmad Tohari. Skandal terkuak istrinya setelah melihat pose-pose bugil Nita di ponsel Ahmad Tohari. Skandal seks tidak muncul begitu saja namun berawal dari tindakan biasa berkenaan dengan pornografi yang akhirnya menimbulkan tindakan porno. Sebagai bangsa timur yang katanya lebih mempunyai adab yang lebih halus daripada bangsa Barat ternyata bertolak dengan kenyataan. Di Barat yang jauh lebih meluas mendalam masyarakatnya dengan pornografi, jika kemudian ada pejabat publik yang terlibat skandal seks menimbulkan reaksi yang sangat kuat dari masyarakatnya. Sedangkan di Indonesia masih banyak yang adem ayem saja jika ada pejabat publik terlibat skandal seks. Apakah prilaku anggota dewan perwakilan rakyat menunjukkan prilaku rakyat yang diwakilinya? Kita harus berkata TIDAK! Mulailah dari diri sendiri dan keluarga sendiri niscaya keseluruhan bangsa ini bisa menekan prilaku pornografi sekaligus kejahatan seksual di tengah meluas dan mudahnya diakses pornografi/pornoaksi. Biar tidak bertambah budaya buruk kita: korupsi yang telah menjadi bahaya laten. Tidak ada enaknya oleh masyarakat dunia apabila kita dicap sebagai bangsa yang suka korupsi dan pornografi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun