Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Politikus Gerindra, Adhyaksa Dault Mengkonfirmasi Bahwa Pernyataan Prabowo Selama ini Hoax dan Sok Jagoan

2 Maret 2019   14:50 Diperbarui: 2 Maret 2019   15:19 88 0
Jakarta - Pernyataan Politisi Partai Indonesia Raya, (GERINDRA) Adhyaksa di acara 'Pentas Seni Budaya dan Kuliner' yang digagas oleh Jasma di Sentul International Circuit, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (2/3/2019). Dalam sambutannya, dia menyamakan sosok Prabowo dengan guru bahasa Abdullah bin Abdul Kadir.

Apa yang dikatakan Politikus Gerindra Adhyaksa Dault, saya melihat bahwasanya, hal ini telah mengkonfirmasi kepada publik, bahwa, "Pernyaan atau semua isu yang selama ini, yang di katakan oleh Prabowo Subianto adalah cerita fiksi alias tidak benar (Hoax) dan Sok Jagoan. Maka apa yang lontarkan tentang sesuatu peristiwa, kebijakan atau manusia, tidaklah merupakan peristiwa historis yang benar-benar terjadi. Seperti juga tokoh yang dimaksud Adhyaksa Dault  (Abdullah Munsyi) dalam tulisannya selalu berusaha agar nampak sebagai jagoan.

Berikut Tokoh fiksi yang di maksud Adhyaksa Dault. Sebagaima didapatkan dari berbagai sumber :  Abdullah bin Abdulkadir Munsyi (Munshi) (Malaka, 1796 - Mekkah , 1854 (dahulu Turki sekarang Arab Saudi) adalah seorang sastrawan Melayu.

Abdullah merupakan peranakan Arab dan Tamil, namun dibesarkan di tengah budaya Melayu di Melaka, yang pada saat itu baru saja dijajah Britania. Dia bekerja sebagai guru bahasa (munsyi). Pada awalnya dia mengajarkan bahasa Melayu kepada tentara keturunan India di garnisun Melaka, dan kemudian kepada para misionaris, pegawai dan pebisnis Britania dan Amerika Serikat. Dia pernah bekerja untuk Thomas Stamford Raffles sebagai juru tulis, menerjemahkan Injil serta teks agama Kristen lainnya untuk London Missionary Society di Malaka, dan menjadi pencetak untuk American Board of Missions di Singapura.Abdullah meninggal di Jeddah. Kemungkinan karena penyakit kolera, pada saat hendak menjalankan ibadah haji. (Sumber : wikipedia.org)

Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi (atau disingkat Abdullah Munsyi) sudah akrab di masyarakat Malaysia dan Indonesia. Banyak sarjana dan ahli membahas karya-karyanya meski keliru menganggap yang ditulisnya sebagai fakta sejarah.

Padahal karya Abdullah Munsyi merupakan fiksi. Kenyataan itu terungkap ketika budayawan Ajib Rosidi membahas tiga jilid buku Karya Lengkap Andullah bin Abdul Kadir Munsyi yang ditulis Amin Sweeney, profesor emeritus dalam bidang pengkajian Melayu dari Universitas California, Berkeley, yang kini tinggal di Jakarta."Sebagai fiksi, maka usaha para sarjana yang mencoba memeriksa data-data histories bertalian dengan karya-karya Abdullah Munsyi hanya perbuatan sia-sia belaka," katanya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun