Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature

Fenomena Betonase, Peninggian Badan Jalan untuk Mengantisipasi Banjir

3 Mei 2011   04:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:07 213 1
"Jalan di depan banjir pak ?"

"Iya mas, mending masnya puter aja lalu lewat jalan yang di perempatan itu ke kiri"

Yasudahlah, muter jalan saja daripada ntar mengalami kejadian yang tak diinginkan. Mending kalau cuma kendaraan (motor) mogok, kalau gk sengaja melindas jalan berlubang (yang pasti gak kelihatan karena tertutup genangan banjir) dan akhirnya oleng dan jatuh malah lebih menderita lagi. Sudah jatuh, kendaraan mogok, badan sakit, hati panas, belum lagi kalau ada kerusakan pada kendaraan, jadi lebih baik pilih yang resikonya lebih kecil saja dech meski harus jalan muternya jauh dan kemacetannya lebih parah.

Banjir adalah permasalahan yang paling sering dialami di banyak tempat di penjuru negeri ini. Kota metropolitan seperti Jakarta pun tak luput dari permasalahan banjir, jangankan musim penghujan, kawasan jakarta utara dan sekitar laut pun sering mengalami banjir bila air laut pasang. Permasalahannya pun sangat kompleks, namun bisa dikatakan penyebab utamanya adalah sistem drainase yang buruk, dan juga diperparah dengan rendahnya tingkat kepedulian masyarakat yang seenaknya saja membuang sampah di parit atau kali.

Solusi apa yang telah dilakukan ?

Di banyak tempat, solusi yang paling banyak dilakukan adalah betonase jalan di kawasan yang dampak banjirnya parah, berharap dengan peninggian badan jalan ini jalanan bisa dilewati disaat banjir. Solusi instant ini bak sebuah fenomena tersendiri di negeri kita, karena solusi seperti inilah yang paling mungkin dilakukan dan terkesan inilah solusi terakhir untuk mengatasi permasalahan banjir ini.

Bagaimana dampak fenomena betonase dan peninggian badan jalan ini ?

Salah satu sifat air adalah mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Dengan adanya peninggian badan jalan ini, maka air pun akan memencar ke segala penjuru mencari tempat yang lebih rendah. Memang benar, jalanan tak tergenang banjir seperti sebelumnya dan bisa dilewati oleh kendaraan. Tapi dampaknya, air menggenangi beberapa tempat yang lebih rendah dan tempat-tempat genangan baru ini bahkan tidak terprediksi sebelumnya. Hal ini menimbulkan permasalahan baru bila tak segera dibuat lahan hijau sebagai kantong-kantong penampung air.

Bagaimana solusi yang tepat ?

Harusnya pemerintah punya ahli di bidang seperti ini yang mampu memberikan solusi tepat dengan tingkat dampak negatif yang lebih minimal. Tapi ternyata fenomena ini menjadi solusi instant favorit untuk masalah banjir. Hendaknya pembenahan sistem drainase lebih vital daripada semuanya, bila drainase baik dan didukung oleh peran serta masyarakat untuk peduli akan menjaga lingkungannya sendiri, maka permasalahan banjir lambat laun akan menemukan solusi yang tepat guna. Terlebih bila nantinya disediakan lahan hijau sebagai kantong penyimpanan air, lahan hijau yang juga berguna untuk taman kota dan bermacam pemanfaatan lainnya.

* * * * *

Tips sederhana mengendarai motor disaat banjir (berdasarkan pengalaman pribadi menerjang banjir di Jakarta)

1. Gunakan pakaian cadangan, sehingga nanti di tempat tujuan pakaian utama kita tidak basah kena air. (bila perlu, gunakan jas hujan)

2. Usahakan bensin full, karna kita tidak akan tahu kalau kita nanti menempuh jalur yang biasanya kita lewati atau dialihkan.

3. Bila motor terpaksa dialihkan melalui jalan tol, pilihlah lajur kiri karena biasanya lajur kanan banyak mobil dengan kecepatan lebih tinggi.

4. Bila melewati genangan air yang panjang, pertahankan gas jangan sampai menambah atau mengurangi tarikan gas, gunakan rem untuk memperlambat atau mempercepat laju motor bukan dengan tarikan gas (pengalaman pribadi, lebih nyaman masuk persneling gigi 2).

5. Bila motor mogok, segera bawa ke tempat yang tak ada genangan air. Posisikan roda depan lebih tinggi (angkat ke trotoar misalnya), lepas katup busi, dan stater motor secara manual dengan tuas (engkol) stater, lakukan berulang-ulang hingga air keluar dari knalpot, lalu pasang kembali katup busi. Stater manual lagi, bila mesin sudah nyala, gas kencang dulu biar sisa air dalam knalpot ikut terbuang keluar dulu.

6. Bila tidak ingin repot menerjang banjir, persiapkan ban dalam (motor) bekas. Potong ban, masukkan dengan cara membungkuskan ujung ban yang satu ke knalpot motor (dengan penahan kardus, biar gk leleh karna panas knalpot), ikat dengan kencang. Kemudian gantung ujung ban bekas yang satunya ke atas. Jadi biarpun menerjang genangan banjir, knalpot yang berfungsi sebagai sirkulasi pembuangan gas sisa pembakaran mesin, tak akan kemasukan air.

7. Berdoa dulu sebelum berangkat.

SALAM BANJIR :D

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun