Mohon tunggu...
KOMENTAR
Diary

Bekal Menua

8 Juli 2021   08:34 Diperbarui: 8 Juli 2021   09:04 96 3
Pas dapat menstruasi pertama, ibu memang seperti panik melihat saya akhirnya dapat juga. Paniknya lebih karena beliau tahu ada cara lebih modern mengatasi "kewajiban" bulanan para wanita itu.
Maka ibu meminta saya bertanya ke tetangga yang sudah kami anggap keluarga.

Si mbak tetangga menjelaskan apa yang harus saya lakukan kalau "kewajiban" itu datang. Termasuk apa saja yang mungkin akan terjadi dan gimana antisipasi awalnya.
Dan, ibu tercinta meski ia sendiri merasa asing dengan cara yang diajarkan si mbak (beliau produk tradisional lama), tapi beliau mendukung.

Ibu belum pernah pakai pembalut yang jaman itu cuma ada 2-3 merek. Beliau biasa pakai semacam kain popok.
Meski tidak mengajarkan atau menyarankan pakai popok, satu pesan yang menurut beliau sama saja baik popok atau pembalut.
"Kalau sudah dipakai, dicuci dulu sebelum dibuang ya... Jangan langsung dibuang."

Waktu itu ibu hanya menjelaskan karena itu berhubungan dengan kebersihan dan kerapihan sebagai perempuan dan supaya yang membuang tidak merasa jijik. Nggak ada cerita yang menakutkan atau membuat penasaran.
Saya bisa terima.

Nah... Kapan hari saya lihat video pendek berbau horor, cerita tentang urusan ini.
Sampai cerita si anak diminta bersihkan pembalutnya sebelum dibuang, saya setuju. Tapi, pas cerita ibunya bilang kalau nggak dibersihin nanti bisa tau rasa, saya mulai mikir.
Apalagi kemudian diceritakan si anak yang nggak nurut, membuang sembarangan pembalutnya tanpa dicuci dulu mengalami hal-hal berbau horor gitu.

Katanya si anak tiba-tiba melihat mahluk astral yang sedang, maaf, menjilati bekas pembalutnya.
Haduh...
Cerita beginian juga pernah saya dapat beberapa kali jaman masih mahasiswa dulu.

Bukan masalah percaya atau nggak percaya.
Tapi, apakah semua saran baik untuk diterima dan dilakukan harus dengan ancaman begini?
Kalau ibu alm tahu, pasti geleng-geleng dah...
#katanjar #anj2021

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun