Namanya Puspita.
Tadinya saya panggil dia "Pusita". Tapi, lama-lama nggak mau nengok. Pas dipanggil "Puspita" baru deh nyaut dan nengok.
Sekitar empat bulan lalu ujug-ujug datang dengan perut gembul. Kirain hamil. Ternyata bukan.
Maka ketika dia jadi sering ke kantor, ya niat deh saya berikan makanan. Bahkan khusus dibelikan makanan buatnya seorang...
Puspita sekarang bukan saja teman. Tapi, dia juga semacam penjaga kantor ketika kami semua pulang. Meski sekarang sudah ada 3 kucing jantan yang tertarik dengan pesonanya, dia tetap setia datang, terutama kalau saya datang.
Selain minta makan, dia juga akan minta perhatian agar saya mau ngelus-ngelus atau sekadar membiarkan dia tidur di pangkuan.
Nggak pernah kepikiran bisa melihara anabul seperti Puspita biar jaman ibu bapak masih ada, pernah melihar kucing hingga 10 ekor.
Rada surpraise juga, setelah sekian puluh tahun bisa kembali melihara kucing. Bisa ketemu Puspita. Di saat-saat seperti ini.
Saat dimana kadang kita tanpa sadar butuh seseorang atau sesuatu buat membangkitkan kembali gairah hidup.