Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Cerpen: Teman Mati

29 Mei 2020   10:26 Diperbarui: 29 Mei 2020   10:22 85 5
Senja pasti sudah turun karena tidak lagi tersisa sinar membias lewat kaca ruang rawat, suster menutup tirai jendela besarnya. Seperti menutup satu lagi hari yang selesai. Terlihat pasien Jeni masih terbaring dengan posisi yang tak lebih sama seperti pagi. Matanya yang biru berlingkar bayang warna yang lebih gelap, seperti telah menahan satu kesakitan yang panjang.
"Jam berapa kini, suster?" Jeni bersuara lemah.
"Jam enam, nona" jawab sang suster.
"Dingin ku merasa, suster"
"Baik saya matikan AC, nona"
"Adakah yang datang di hari ini, suster?"
"Mmm.. mama, papa dan beberapa saya tak paham, nona"
"Terima kasih, suster"
"Mmm.. maaf nona. Apakah esok pintu tetap akan dikunci?"
"Suster harus tetap menguncinya rapat, tak seorang pun boleh melihat ku kecuali suster"
"Baik nona, akan saya lakukan" lalu suster perawat meninggalkannya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun