(tradisi santun)
sulit memang mengatakan apa adanya atau
menuliskannya tanpa mendistorsi ekspresinya
tidak semua daun telinga mampu mendengarnya
tanpa kecut hati jika berada di tengah komunitas
yang pilihan bahasanya sarwa tidak santun
jarang kita temui suatu sikap pemakluman
kepada para pendobrak tradisi kesantunan
dalam karya sastra
umumnya lebih baik menikmati basa basi
dari pada menodai tatanan sistem nilai
yang sudah mendarahdaging di diri
idealnya suatu fakta cerita didudukkan
pada bingkai budaya yang berkembang
lengkap seimbang dengan
kandungan jahiliyahnya
karena fakta umumnya tidak suci
dari dikotomi baik buruk benar salah
indah jelek santun dan tidak santun
sudah banyak bukti tentang reaksi emosianal
tepatnya reaksi kemarahan kita ketika menanggapi
obyek karya yang secara maksimal tidak santun atau
menodai keyakinan kita
kalau dibenam
hanya akan menenggelamkan sementara
fakta dan datanya tetap sembunyi hibernasi
yang suatu saat akan bangkit lagi dalam jumlah
dan densiti yang besar sekali
lantas akan digiring kemana cerpen dilema cahaya nanti
tetap mengikuti tradisi santun atau tidak?
entah