Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money Pilihan

Krisis Ekonomi Indonesia Nyata, Bisakah Kita Tetap Berkerja?

25 Oktober 2022   19:11 Diperbarui: 25 Oktober 2022   19:20 400 4
Krisis Ekonomi Indonesia Nyata, Bisakah Kita Tetap Tidak Bekerja?

Abstrak: Musuh Terbesar Saat ini Adalah Sistem Kapitalisme, dengan basis Teknologi. Mesin, dan Teknologi Menghasilkan "Sistem Kapitalisme" [mekanisme pasar], secara episteme Sistem Mesin Abadi [Deus ex machine;  Descartes]; Baruch de Spinoza adalah Deus sive Natur; Hegel Akal Dunia itulah yang membuat krisis. Diskursus ini meminjam rerangka pemikiran Hannah Arendt, Herbert Marcuse, dan Pierre-Damien Huyghe, sebagai grand naratif, yang ditunjang dengan pemikiran basis teknologi berbasis kecerdasan buatan dimana teknologi mengambil alih hampir semua tatanan manusia yang bersifat virtual, akibatnya manusia menjadi "teralienasi" tidak lagi menjadi manusia yang otentik. Tentu kritik teknologi ("Critical Theory") sudah lama dikritik oleh pemikir seperti Martin Heidegger, Mahatma Gandhi, Lewis Mumford, Paul Virilio, dan yang paling tajam adalah kritik dari Donna J Haraway dengan Mekanisme Sibernetik. Mengapa teknologi membuat kita Negara Indonesia krisis?, Karena saat ini Realitas Manusia Teknologi; maka [1] dengan teknologi, mencari uang sebanyak mungkin untuk konsumsi; [2]  Teknologi modern tidak memanusiakan proses pekerjaan, melainkan semakin memperbudak manusia; dan [3] Dengan Teknologi justru tidak meningkatkan komunikasi antar manusia, tetapi mengisolasikan manusia [teman di facebook, dll]. Pemikrian Critical Theory Herbert Marcuse manusia menjadi hanya ada dalam satu dimensi,  mengalami krisis multidimensi kehidupan yang tidak bisa hanay dengan satu dimensi. Argumentasinya adalah manusia diganti dengan teknologi  {"Sosial Ekonomi"}, memiliki setidaknya 3 aspek [1] Aspek Luar; [a] kehidupan lebih nyaman, kelancaran, keteraturan; [b] kemajuan tidak membuat lelah; [c] produktif, taraf hidup; [d] temuan baru bidang kesehatan pendidikan dll; [2] Aspek Dalam; [a] struktur dibangun kepentingan prbadi dipaksa pada masa; [b] masyarkata teralienasi; [c] struktur pasar menjadi alat pemerasan, penguasaan; [d] motif mengejar keuntungan: memanipulasi kebutuhan, produsen menguasai konsumen; bangga beli barang terbaru [mental budak pasar], dan [3] terciptalah Perbudakan Ekonomi Teknologi [Perbudakan Suka Rela]. Tiga elemen ini adalah penyumbang krisis Indonesia, disamping variabel lain Inflasi, Utang Luar Negeri, dan Mekanisme Perpajakan. Jika tidak diatasi maka bisa jadi pada tahun-tahun mendatang Indonesia berpotensi menjaadi "Negara Gagal".

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun