Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Aku Melihat Tanda-tanda Kebesaran Allah dalam Diri Cucuku

5 Januari 2011   00:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:57 6667 6

Setahun yang lalu tepatnya tanggal 5 Januari 2010 jam 23.30 lahirlah cucu saya yang kedua, yang kemudian diberi nama Keenan Arunabelle Yogaswara. Kelahiran Keenan sempat membuat saya dan seluruh keluarga cemas. Betapa tidak?. Masalahnya sejak pagi anak saya Diana dalam proses melahirkan secara normal. Tapi sampai jam 23 malam, sang bayi belum juga lahir.

Kami sudah sangat mengkhawatirkan nasib anak dan calon cucu. Doa-doa terus-menerus saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa. Surat Yasin yang dipercaya dapat membantu kelancaran proses kelahiran entah sudah berapa kali saya ulangi. Saya dan menantu saya sangat cemas. Di salah satu kamar sebuah Rumah Sakit Swasta di Jakarta, menantu saya menemui saya yang sedang berdoa. Dia memangis. Saya pun ikut memangis. Saya katakan: ”Tenang, berdoa saja”. Sebelumnya saya juga melakukan shalat hajat, memohon kepada Allah agar anak dan cucu saya diselamatkan dalam keadaan sehat.

Saya sangat khawatir terhadap keselamatn putri saya dan calon cucu saya. Jauh lebih khawatir saat menunggu kelahiran anak-anak saya dulu. Masalahnya kalau istri yang melahirkan, hanya satu nyawa yang di dalam tubuhnya menglir darah saya. Tapi bila anak permpuan kita yang melahirkan, artinya dua nyawa yang di dalam tubuhnya mengalir darah saya, yaitu anak dan cucu.

Doa dan bacaan Surat Yasin terus saya baca. Karena hanya dengan itulah bantuan yang dapat saya berikan. Sementara anak saya merintih kesakitan ditemani istri saya. Saya tak tega mendengar erang kesakitan anak saya. Saat itu saya ingat ibunda yang telah tiada, seperti itulah penderitaan kesakitan saat ibu melahirkan saya ke dunia yang fana ini. Mempertaruhkan nyawa demi anaknya, sebagaimama yang dilakukan oleh semua ibu saat melahirkan. Pantas kalau Rasulullah bersabda: ”Seorang anak harus mencintai ibunya tiga kali lebih besar daripada terhadap ayahnya. Dan Surga ada di bawah telapak kaki ibu, dan ridho Allah tergantung ridho orangtua”.

Melahirkan Melalui Operasi Caesar

Sekitar jam 23 malam, dokter memeriksa kembali dan memutuskan, bahwa anak saya harus dioperasi Caesar. Kami langsung menyetujuinya. Yang penting anak dan cucu saya selamat, dan agar penderitaan anak saya segera berlalu.

Saya lalu bernazar (berjanji kepada Allah) dalam hati, bahwa bila anak dan cucu saya selamat, maka saya akn berpuasa satu bulan penuh (30 hari). Padahal belum lama saya berpuasa bulan Ramadhan ditambah puasa Syawal 6 hari dan puasa untuk menebus dosa-dosa 40 hari. Jadi totalnya lebih dari tiga bulan saya puasa hampir berturut-turut tahun lalu. Alhamdulillah nazar itu sudah saya tunaikan, karena puasa nazar itu wajib hukmnya.

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah atas segala Karunia dan Rakhmat-Nya. Cucu saya setengah jam kemudian telah lahir dengan selamat, dan segera dimandikan, lalu dimasukkan ke dalam box kaca. Kami hanya bisa menyaksikannya dari dinding yang terbuat dari kaca juga. Saya lihat bayinya, cucu saya, sudah bisa tersenyum dan menggeliat-geliat. Mungkin ingin meluruskan tubuhnya yang selama sembilan bulan dalam kandungan selalu membungkuk seperti keong. Anak lelaki saya merekam segala gerak si bayi dengan (Mungkin bagus juga di download di Youtube ya). Sementara ibunya (anak saya) masih dalam penanganan dokter.

Untunglah Ilmu Kedokteran sudah berkembang sangat pesat, sehingga cepat diambil tindakan penyelamatan. Tapi memang kasihan anak saya, dua kali kesakitan. Pertama proses persalinan normal sudah sampai ke pembukaan empat dengan segala kenyerian dan kesakitannya. Lalu proses operasi Caesar, yang tentunya sakit dan beresiko juga. Tapi itulah keputusan Allah yang harus diterima dengan ikhlas. Manusia hanya dapat berusaha, Allah-lah yang Maha Mementukan segalanya.

Proses Penciptaan Manusia Menurut Al Qur’an

Allah berfirman dalam Al Quran: ”Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadan tidak mengetahui sesuatupun. Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur”(An Nahl 78).

Di sini saya melihat Kebesaran Allah dalam proses kelahiran cucu saya. Sama dengan setiap manusia lainnya di dunia. Betapa Maha Penciptanya Allah, Dia menciptakan manusi dari tidak ada menjadi ada. Dari nutfah atau air mani, menjadi seorang manusia yang hidup. Allah berfirman: ”Dari apakah Allah menciptakannya?. Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu membentuknya” (Abasa 18-19).

Dalam ayat lain Allah berfirman: ”Maka hendaklah manusia memperhatikan, dari apa dia diciptakan?. Dia diciptakan dari air yang terpancar, yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada laki-laki” (At Toriq 5-7) Dia pada ayat yang lain, firman-Nya: ”Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah” (Al Alaq 2)

Lebih detail lagi dalam Al Qur’an dinyatakan bagaimana proses terciptanya manusia. Allah berfirman dalam surat Al-Mu'minun, "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik." (QS. Al-Mu'minun : 12-14).

Kebenaran Al Qur’an Diakui Dokter Kandungan Ternama

Seorang doktor ahli kandungan ternama di dunia menyebutkan, bahwa semua yang disebutkan di dalam Al-Qur'an dan hadits-hadits Rasulullah SAW tentang proses penciptaan manusia, sesuai dengan yang ditemukan pada ilmu pengetahuan modern.

Doktor ternama Keith Moore. menulis sebuah buku yang diterjemahkan ke dalam delapan bahasa; dipelajari di sebagian besar Universitas-universitas di dunia. Dia menyampaikan makalah dengan tema "Keselarasan Ilmu Kandungan dengan Apa yang Terdapat dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah". Di Universitas Al-Malik Faishal. Dia berkata, "Sungguh ilmu pengetahuan ini, yang terdapat dalam Al-Qur'an, membuktikan kepada saya bahwa Al-Qur'an yang dibawa oleh Muhammad datang dari sisi Allah, sebagaimana juga membuktikan bahwa Muhammad adalah seorang Rasul yang diutus oleh Allah."

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun