Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

Manipulasi Label Halal Produk Tao Kae Noi Beredar di 7 Eleven

13 September 2012   10:42 Diperbarui: 4 April 2017   18:26 38596 10

Siapa yang tak kenal rumah jajan 7 Eleven, hampir di pojok-pojok ibukota berdiri bangunan kaca dengan lampu kombinasi hijau merah putih mencolok. Berjajar kursi dan meja, remaja bergrombol, kaum tua pun turut serta, khas kehidupan pop sembari menikmati sajian. Mungkin tidak banyak yang tahu, atau justru saya yang terlambat tahu, bahwa ada produk makanan yang dijajakan oleh7 Eleven berlabel halal yang telah dimanipulasi.

Pada Rabu malam (12/9), saya bersama teman-teman jurnalis menyempatkan bertemu usai pulang kantor. Kami dari media yang berbeda, sehingga memerlukan waktu dan tempat strategis untuk dapat berkumpul. Seusai menikmati serunya pertempuran di belantara China dalam fiksi the Expendables 2. Kami meluncur menuju toko 7 Eleven di bilangan taman melawai Blok M.

Suasana sedang ramai, beberapa meja di luar toko penuh, berserakan sampah bekas kemasan senack, dan beberapa botol minuman alkohol turut berantakan di meja dan lantai. Sebenarnya ini bukan tempat baik untuk saya. Tapi apa boleh buat, negeri ini sudah tidak ada beda dengan negeri lainnya yang jauh di sana. Sama persis.

Saya mengambil beberapa minuman jeruk dan makanan ringan rumput laut, beberapa hari ini saya sedang menggemari makanan ringan buatan Thailand itu, apapasal? Karena saya menonton film yang diadaptasi dari perjuangan pengusaha muda yang hari ini produknya telah menyebar di seluruh penjuru 7 Eleven, apalagi kalau bukan Tao Kae Noi Crispy Seaweed. Nama Tao Kae Noi sendiri berarti Pengusaha Muda.

Film the Billionare garapan Thailand, merupakan perjalanan awal makanan ringan rumput laut ini di produksi, pemuda yang masih duduk di bangku sekolah kehilangan konsentrasi belajar karena besarnya keinginan menjadi pengusaha, berbagai kegalalan telah ditemui, mulai dari berjualan DVD bajakan, kacang goreng, hingga jual beli senjata yang ia hasilkan dari mainan Game di Internet. Hingga akhirnya menemui rumput laut, berkompetisi dengan banyak pengusaha untuk dapat masuk ke toko 7 Eleven, dan dapat ditebak, ia berhasil. Sekarang, produknya sedang saya makan, gurih dan cepat sekali habis.

Obrolan tetap berlanjut, secara tidak sengaja saya melihat kemasan snack Thailand tersebut, tepatnya di bagian pojok kiri bawah, tertempel lakban kecil untuk menutupi sesuatu, saya mulai curiga, jangan-jangan ini produk kadaluarsa atau tidak layak konsumsi. Lebih jauh lagi, saya berimajinasi mungkin ini kode berhadiah. Dengan segera mencari koin, sayak gosok kemasan tersebut tetapi kuat sekali perekatnya.

Masih ada satu kemasan lain, yang memiliki tempelan yang sama, perlahan saya lepaskan sedikit demi sedikit, terlepaslah lakban tersebut, dan betapa kagetnya saya ketika di balik lakban itu tertera label HALAL. Dua kemasan telah habis saya makan, dan label halal di tutup, asumsinya ini produk mungkin HARAM. Untuk memastikan saya menemui kasir yang sedang berjaga, pertanyaan saya sederhana.

“Mas, mau tanya, kenapa label halal nya ditutup”

“Tidak tahu pak, itu dari sananya”

“Dari sana mana?”

“Dari distributor”

Dalam hati saya, yang telah saya makan pastilah halal, karena saya tidak tahu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun