Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana Pilihan

Pergi Itu Terjadi Tanpa Bisa Dihalangi

17 Maret 2023   22:29 Diperbarui: 17 Maret 2023   22:37 111 18
Memantapkan hati untuk bisa satu frekuensi, telusuri hari demi hari. Mencoba teladani ragam situasi, untuk satu kisah yang sesungguhnya memilah-milah demi tidaklah berat sebelah.

Meyakinkan rasa untuk sanggup tenggangrasa, menjalani aneka rupa cita-cita. Hadirmu adalah gempita dengan pesonamu yang merona. Adanya dirimu itu adalah satu cita yang siap aku kelola, menata gelora tersusun setia.

Kekasih ... hingar bingar aku kesampingkan begitu saja, untukmu yang menyenangkan. Keluhkesah aku sembunyikan, untukmu yang tertanam dihati dan pikiran yang kian bermekaran.

Kekasih ... keinginan aku redam, untuknya nanti hingga kita bersua pasti. Keakuan yang kerap menguasai, aku tandai untuk menepi. Aku enggan menjadi-jadi, lalu kitapun berakhir dengan hanya meniti sunyi sendiri-sendiri.

Kekasih ... sirna sudah. Benar hanya bisa sampai mengolah terperangah lalu mengalah. Salah yang mewabah membuka sejumlah celah, kitapun lelah. Rasa kita tercemar tak lagi tawar, rasa kita lunglai tak lagi sanggup membelai.

Aku pergi, tak akan lagi menemui. Aku sudahi setiap mimpi tentang kita yang kini tinggallah elegi sebagai bagian penutup cerita. Aku terima redupmu juga hambarmu kini, lalu samarmu ... itu jadi satu kepastian akhir yang terukir.

Kekasih ... semenjana itu telah membawa titian langkah yang kamu pilih mengikuti arahnya lupa pula terlena. Dirimu tergoda, olehnya yang belum terbiasa untuk mampu mengenalimu sedemikian rupa secara seutuhnya.

****

mencobasenandika, 2023

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun