Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Gerindra Merapat Ke Demokrat, Prabowo Minimal Cawapres

26 Februari 2011   02:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:15 295 0

Oleh : Atep Afia Hidayat -

Menurut Prabowo Subianto, Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (dalam VIVAnews.com, 25 Februari 2011) bahwa sejak awal partainya tak menempatkan diri sebagai oposisi. Karena itu, kata Prabowo, wajar saja Gerindra dalam soal Angket Mafia Perpajakan, berada di barisan Partai Demokrat.

Ya, Gerindra telah merapat ke Demokrat. Meskipun dalam Pemilu 2009 lalu Gerindra masih tergolong Parpol kecil tidak tertutup kemungkinan dalam Pemilu 2014 bermetamorfosa menjadi Parpol menengah, dengan bargaining power yang makin besar. Secara hitungan politik, jelas target Prabowo merapat ke Demokrat bukan kursi menteri. Sebagaimana diketahui setelah membalelo-nya Golkar dan PKS dari koalisi, maka besar kemungkinan akan terjadi resuffle kabinet. Posisi beberapa menteri, terutama dari PKS siap-siap untuk didepak.

Bisa saja Gerindra tidak terlalu terobsesi untuk kursi menteri dalam Kabinet Indonesia Bersatu jilid 2 tersebut. Soal tawaran menjadi menteri, kata Prabowo (dalam VIVAnews.com, 25 Februari 2011), tentu harus dilihat dari sisi ideologi. "Apakah sesuai dengan ideologi kita atau tidak," ujarnya. "Kita semua berorientasi pada kesejahteraan. Anda cek saja kalau memang ada kesamaan visi, ya kenapa kita harus khawatir," kata Prabowo. "Nanti apabila berbeda ya kita berbeda dengan sopan."

Sebenarnya antara Prabowo Subianto dengan Jafar Hafsah (Ketua Fraksi Partai Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat), sudah sejak lama telah terjalin komunikasi dan kedekatan. Keduanya adalah tokoh Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Pada hari Jumat 25 Februari 2011 yang lalu, di Hotel Sahid Sudirman, Jakarta, mereke menggelar konferensi pers bersama. Menurut istilah Prabowo baru “Koalisi Pertanian”.

Pemilu 2014 memang menjanjikan angin segar bagi setiap Parpol yang ingin berkuasa. Pada saat itu akan terjadi pergantian puncak kepemimpinan nasional, sebagaimana diketahui UUD 45 hasil amandemen menyatakan jabatan presiden RI maksimal hanya dua periode. Sudah jelas Presiden Soesilo Bambang Yoedoyono (SBY) tidak mungkin mencalonkan diri lagi. SBY lengser jelas akan mempengaruhi dukungan rakyat terhadap Demokrat. Bagaimanapun Parpol terbesar saat ini tersebut merupakan Parpol yang sangat mengandalkan Figur, sebagaimana PDIP. Beberapa Parpol seperti Golkar, PKB dan PAN sudah berhasil mereposisi diri, kini sudah terlepas dari dominasi figur sentral.

Lengsernya SBY pada tahun 2014 jelas menjadi bola liar yang memanaskan suhu perpolitikan nasional. Peluang Demokrat menjadi pemenang Pemilu 2014 tidak sebesar Pemilu 2004 dan 2009. Karena faktor “jualan-nya” atau “ikon-nya” sudah turun. Di sinilah letak peluang bagi Prabowo dengan Gerindranya. Bagaimanapun tokoh sekaliber Prabowo belum ada pesaingnya di Demokrat (kecuali SBY). Dengan demikian kalau ada koalisi antara Demokrat dengan Gerindra dan beberapa Parpol lainnya pra dan pasca Pemilu 2014, maka minimal Prabowo menempati Cawapres. (Atep Afia).

Sumber Gambar:

http://nasional.kompas.com/read/2008/11/21/2020226/prabowo.temui.mantan.musuhnya

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun