Mohon tunggu...
KOMENTAR
Gaya Hidup Pilihan

Bersyukur Bisa Membaca

6 April 2017   07:33 Diperbarui: 6 April 2017   07:43 206 8
Ingin berbagi Catatan singkat tentang membaca. Membaca bagi anda mungkin seperti bernafas saja tanpa berfikir anda sedang membaca. Kapan anda membaca, apa yang anda baca, mengapa anda membaca ?.  Kok repot repot amat. Tetapi cobalah baca tulisan ini.

  • Pak Kemat. Setelah sejak tahun 1953 saya tidak bertemu, bertemu pada tahun 1995, Pak Kemat masih manyisakan kenangan kuat bersama saya. Betapa tidak. Dengan rasa syukur teman saya ini membanggakan kenekatannya menyembunyikan umurnya. Diwaktu kami klas 4 SD. (saat itu namanya Sekolah Rakyat (SR) Sekolah menganjurkan setengah memaksa mengarahkan agar anak yang telah berumur 14 th keatas di kelas 4 itu berhenti sekolah dan merintis mulai bekerja. Sebab nanti setamat klas 6 mereka yang sudah berumur diatas 17 th tidak boleh ujian negera. Ketika itu diklas 4 Pak Kemat telah berumur diatas 15 th sebenarnya, sementara saya baru berumur 8 th. Memang saat itu banyak anak anak terlambat bersekolah. Dan atas anjuran sekolah kami saat klas 4 SR itu ada lebih 10 orang anak teman saya keluar sekolah. Dikatakan pada umur diatas 15 th anak dianggap cukup berbekal untuk merintis kerja dengan kemampuan “mambaca” – “menulis” – “berhitung”.Pak Kemat bersaksi mengaku kepada saya pada pertemuan di tahun 1995 itu bahwa dia tetap tidak mengaku umur sebenarnya untuk boleh melanjutkan sekolahnya. Dia sadar sejak saat muda itu mampu membaca-menulis-berhitung belum cukup untuk bekal kerja dan hidup di masa depan menurut pemahaman anak muda Kemat itu. Dan memang Kemat muda itu bisa melanjutkan sekolah dan menjadi guru SD dan saat bertemu saya bahkan menjadi sekretaris desa.Jadi ada dua pendapat saat th 1953 itu Baca-Tulis-Hitung cukup dan tidak cukup untuk bekal hidup. Kemat beda dari 10 temannya yang lain yang keluar sekolah untuk bekerja….
  • Pak Datu. Pada tahun 1999 dia sakit, kaki dan tangan tidak nyaman digerakkan dan lemas. Dokter setelah memberi injeksi dan mengamati sehari semalam, mengambil kesimpulan tegas katanya seraya bergurau : “Pak, badan bapak ini bukan aparatnya yang lemah tetapi komandannya. Bapak harus dirawat di RS.” Di RS pak Datu kena “tuduhan penyakit kanker otak dan besar atau kecil harus operasi.” Dengan dijelaskan manfaat dan resiko operasi kecil : otak diambil sedikit lapisannya untuk diketahui jenis penyakitnya ; atau langsung operasi besar : otak dibuka dan dibersihkan. OK akhirnya vonis dijatuhkan harus operasi besar. Dokter selalu membaca gejala dan memberi penilaian serta mengambil keputusan. Diagnose. Mecermati dan menilai situasi serta perkembangannya. Termasuk mengamati dengan membaca gejala setelah tindakan medis diambil. Setelah pak Datu selesai operasi dan diamati dirawat di ruang setelah operasi. Dokter bertanya kepadanya : Selamat sore pak, ini jam berapa ? Dengan terheran heran disuruh melihat jam tangan pak dokter. Melihatnya dan menjawab : Jam 4 sore. Maka kata pak dokter dengan tertawa lebar : Nah, ini Bu Datu ya pak. Tidak ada yang lupa kan, Bapak siapa namanya.? Maklum bahwa dokter hanya mau menguji kesadaran dan memori pasiennya setelah mengalami tindakan medis operasi otak, semua yang hadir tertawa gembira. Sebab setelah operasi otak, dokter mau melihat hasil kerjanya berhasil baik atau ada gejala baru yang menyimpang. Pada waktu itu tidak semua hal Pak Datu diberi tahu selain apa yang harus dikerjakan, seperti minum obat dan latihan bersama fisioterapis untuk pemulihan syaraf kaki dan tangan. Baru belakangan ditempat kerja Pak Datu diberi tahu hasil pemeriksaan laboratorium terhadap lapisan tipis otak yang dibuka : cancer, stadium 1.  
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun