Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Tahlil, guyonan kultural NU dan Dialog Gus Dur

3 Januari 2013   19:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:33 3301 0
amin  ya robbal alamin... al-Fatihah.. . Alhamdulillah tahlilan telah selesai, semoga berkah dan istiqomah. Malam jum'at tadi umat Islam khususnya NU, dan khususnya lagi orang Indonesia, melakukan tahlilan. Walaupun tema ini sudah tidak asing lagi, dan menjadi ritual yang sangat akrab bagi masyarakat Indonesia, saya ingin menulisnya.

Mulai dari membaca status Ahmad Baso di group Facebook NU online, (http://www.facebook.com/ahmad.baso.1/posts/4636457622797?comment_id=4738699¬if_t=feed_comment_reply ), status ini banyak direspon. Yang menarik, comments fanatis pembela NU dan Muhammadiyah - antara pemilik akun Permata Ayah Bunda, Liawati Arief dan  Abu Khaer- sampai menyangkut tentang tahlil, psikologi tahlil dll. dan kocak, yg MD dengan pandangan logika modern-nya, yang NU dengan guyonan kulturalnya.

Perdebatan tentang tahlil, selametan dengan  menghidangkan makanan dirumah duka, mendapat pahala tidak? doanya sampai tidak? dan apa hukumnya?, kemudian Muhammadiyah mengatakan ini bid'ah terlarang, dll. Memang tak ada habisnya. Kompasianer juga banyak yang menulis tema ini (tahlilan), seperti bisa dilihat http://filsafat.kompasiana.com/2012/10/02/tahlilan-dilakukan-pengikut-mazhab-ahlulbait-498070.html, dan kesimpulan Dewa Gilang, Jadi tahlil adalah wilayah agama yang diakulturasikan dengan kearifan budaya lokal masyarakat sekitar. Demikian kentalnya akulturasi tersebut, sehingga banyak tradisi jawa yang hanya tinggal kerangkannya saja. http://sosbud.kompasiana.com/2012/06/09/santri-nu-memandang-tahlilan-tahlilan-dalam-perspektif-agama-dan-budaya-469643.html. dan masih banyak lagi.

Tapi berangkat dari guyonon kultur wong NU tersebut, saya jadi tertarik melihat dari sudut pandang kalangan sarungan ini. Berikut penggalan comments-nya;


  • Permata Ayah Bunda (Juwita sari) :  Selama sang surya tetap bersinar, Al Islam Agamaku, Muhammad Nabiku, Muhammadiyah Gerakanku.
  • Abu Khaer : kecil....SELAMA ALAM semesta ada, NU Organisasiku.......
  • Abu Khaer : tambahin dikit...meski Kultural.....
  • Liawati Arief : Juwita sari..Selama sang surya bersinar, muhammadiyah gerakanku=> berarti klo siang aja.. Klo malam kundangan, baca tahlil, dziba'an.. He..he..
  • Abu Khaer :  wkwkwkwkkwkw cerdas......klo malam ngeronda.......lah ga ada sinar surya ya pake cempor, klo NU......
  • Permata Ayah Bunda (Juwita sari) : kalo tahlilan, dan bermunajah dengan Allah SWT itu gak cuma siang,, tapi Insya Allah sepanjang hari,,, tapi gak perlu kenceng2an sampai ngalahin mirip audisi musik,,, kasihan nanti nenek2 pada jantungan,,,dan juga gak perlu geleng2 kepala,,, nanti pada pusing dan gak usah pakai sesajen atau bikin kue2 dan kundangan yang mubadzir,,,, hmmmm kasihan kalo harus ngutang sedangkan masih banyak rakyat lain yang kelaperan. Allah SWT Maha Kaya, Maha Mendengaro, Maha Mengetahui,,,,,,
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun