Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Indonesia Berduka, Media Merdeka

17 Februari 2014   20:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:44 104 0
setelah reformasi di era keterbukaan saat ini banyak berita yang dapat kita terima dengan mudah nya ada yang baik ada yang buruk itu mungkin suatu proses penecerdasaan anak bangsa,

namun dalam hal ini banyak hal yang di lakukan media di luar dari kontrol seakan-seakan mereka lah yang menentukan arah dan opini yang ada pada masyarakat,

bagaimana sedemikian rupa membuat suatu hal yang baik menjadi buruk dan hal yang buruk bertambah menjadi buruk

tidak ada yang dilakukan oleh orang lain itu benar kecuali yang di lakukan oleh ketua umum nya, sampai-sampai, iklan, kuis dan sampai hal yang tidak penting masalah konvoi aja di beritakan hampir satu hari di beberapa waktu. kenapa mereka tidak di tegur bawaslu, saat di tegur bawaslu mereka seperti gaya koboy kalo mereka itu benar, kenapa bawaslu cuma keras menegur PAN Gerindra yang baru beberapa kali menanyangkan kampanye nya.

saya bukan membeneci media yang punya kepentingan politik tapi saya mohon mereka itu adil.

kenapa konvensi partai demokrat yang baru sekali diadakan di TVRI selama 4 jam mereka semua protes tapi kalo ketua umum nya nampang di TV berhari-hari gak ada yang protes, padahal menurut saya konvensi partai demokrat itu penting ada 11 orang bertarung dan kemampuan dan kapabilitas yang mumpuni, kenapa media swasta nasional harus pasang harga selangit untuk itu, oke dari segi bisnis dan politik mungkin itu tidak menguntungkan tapi kalo media itu sadar indonesia itu lebih penting mungkin mereka mau menyiarkan visi dan misi setiap CAPRES yang bertarung, bukan visi misi yang punya media nya saja atau jagoan salah satu media yang tiap hari berita orang di jakarta, padahal banyak gubernur bupati walikota yg baik

Media selalu bilang sama pemerintah harus adil tapi mereka tidak ada yang adil dalam pemberitaan, dalam data kasus korupsi itu terbanyak dari Golkar, PDIP dan Demokrat kenapa yang selalu di bilang partai demoktrat terkorup. karena Demokrat tidak punya media untuk mengimbangi pemberitaan nya.

dalam pemberitaan bencana saja di ekspolasi kesedihaan dari korban bencana seolah2 pemerintah tak bertanggung jawab, padahal pemerintah dan sudah berusaha untuk memberikan yang terbaik.

SBY datang lambat kesinabung di cerca datang cepat ke kelud di caci, entahlah apa mau nya, kepala negara selalu di salah kan,

hidup ini yang penting tidak memfitnah orang aja la, mencaci memaki dan mengangkat hal yang buruk tentang seseorang , belum jadi presiden saja telah menggunakan kekuasaan nya dalam media itu menJudge dan menggiring opini masyarakat apalagi jadi presiden,  Jadi Pemimpin itu tidak mudah apalagi untuk indonesia.

andai media itu memberikan gimana indonesia punya aura positif semangat untuk maju dan mampu meyakinkan masyarakat indonesia punya harapan, padahal SBY itu telah membuat rancangan jelas terhadap ekonomi, ketahanan, dan militer terhadap indonesia, MP3EI, Berobat gratis sekolah gratis itu bukan program kerja Gubernur atau bupati yang memimpin tapi sudah di anggrkan oleh pemerintah pusat, PNPM, UU Desa, dan masi banyak lagi yang dilakukan yang tidak pernah satupun di angkat media, kalaupun di angkat selalu negatif  otak pembawa acara dan pengamat nya..

Masih ingat di benak saya saat malaysia mengkontrontasi indonesia dengan tenang beliau menyatakan aroma kedamaian namun terdapat suatu kemarahan yang di buktikan nya dengan membangun industri strategis militer membeli peralatan canggih dari beberapa negara dan mitra utama nya RUsia dan CHina, kalian liat australia singapura walaupun SBY tidak mengatakan Perang tapi terlihat dari mereka suatu ketakutan terhadap indonesia. indonesia merupakn negara pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua setelah china, pernah ini di bahas, dan tidak pernah impor pangan di 2013 kecuali daging, Indonesia akan melaksanakan LAtihan militer terbesar se ASIA 2014.

saya cuma ingin media itu bisa sampaikan hal-hal yang baik dan sampaikan juga kritik dan saran yang membangun, BERIKAN INDONESIA INI HARAPAN

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun