Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Demokrasi Bubrah

31 Agustus 2020   22:14 Diperbarui: 31 Agustus 2020   22:08 89 12
(i) 
pada pojokan sebuah gedung 
sekelompok pelaku atas nama demokrasi 
saling silang pendapat pada ruang-ruang kedap suara 
tak jelas apa yang diperdebatkan 

wajah-wajah mereka membeku 
laksana tembok sebuah bangunan tua 
ada ambisi membara yang siap di umbar 
sorot mata mereka yang licik berkata demikian 

(ii)
mereka kumpulan lelaki perempuan, pelakon-pelakon
penghamba kebuntuan akal
pemikmat kedunguan ideologi
pemakan kebohongan idealisme

mereka bersatu
untuk sebuah persekongkolan abadi
membuat cetak biru
sebuah peradaban politik usang yang bernama politik dinasti acakadut

(iii)
pada ruang sidang yang nyaris kosong
berkelompok-kelompok orang tak berwajah tertidur
katanya sedang bersidang atas nama rakyatnya
sementara rakyat tak boleh tahu apa keputusan sidang mereka

atas nama partai politiknya
mereka bekerja seperti robot bernyawa
memproduksi undang-undang berdasarkan pesanan
demi kepentingan kelompok pembalak liar demokrasi

(iv)
pada diri yang berkaca pada cermin retak
melihat wajah sendiri pun tak lagi bersahabat
semakin malu pada diri
di antara orang-orang yang sudah tak punya malu

semakin tak tahu diri ini siapa
tak jelas pada siapa mesti berpihak
tak tega melihat demokrasi yang gila-gilaan
dalam sebuah negara yang semakin bubrah etika berbangsanya

sental sentil serambi sentul, 31 agustus 2020
arrie boediman la ede

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun