Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Melihat Kebaya Nusantara dari Sisi Antropologi

27 September 2022   22:00 Diperbarui: 27 September 2022   22:01 437 3
Apa perlu kita melestarikan Kebaya Nusantara atau Kebaya Daerah? Untuk apa? Bukankah itu sudah "kuno" tidak perlu dipertahankan lagi atau ditinggalkan saja?

Beranjak dari pertanyaan di atas, sudah pasti akan muncul berbagai macam jawaban, ada yang mengiyakan, ada pula yang tidak atau menolak.

Namun sebelum anda memberikan sebuah tanggapan atau jawaban, kita menelaah sedikit tentang kebaya dari sisi antropologi.

Secara etimologi antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia. Sedangkan menurut Koentjaraningrat  antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang di hasilkan, (Endraswara, 2016).

Dengan demikian kebaya merupakan hasil dari ciptaan atau karya manusia itu sendiri. Maka dengan jelas bahwa kebaya merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat di mana kebudayaan itu hidup, termasuk Kebaya Nusantara.

Untuk itu, sebagai masyarakat Nusantara patut memelihara atau melestarikan kebudayaan dan atau Kebaya Nusantara.

Sebab itu, Kebaya Nusantara juga merupakan jati diri bangsa yang dihasilkan oleh masyarakat Nusantara yang sampai sekarang masih ada dan hidup di jaman modern.

Selain dipertahankan, Kebaya Nusantara juga, bisa dikembangkan melalui modifikasi namun bukan berarti menghilangkan unsur nilai atau kebudayaan Nusantara seutuhnya. Inilah yang disebut dalam antropologi adalah akulturasi budaya atau kebudayaan.

Sehingga Kebaya Nusantara terlihat hidup dan mengikuti perkembangan jaman. Sebab kebudayaan tidaklah statis melainkan dinamis seiring perkembangan jaman.

Tujuan daripada itu bukan "menghilangkan" nilai budaya Nusantara tetapi menghidupkan agar masyarakat atau manusia modern tidak memandang Kebaya Nusantara itu terlihat "kuno."

Tugas dari pemajuan kebudayaan Nusantara atau Kebaya Nusantara adalah kita saat ini yang hidup di jaman modern. Karena kita yang hidup di jaman modern ini, bukan mereka (generasi terdahulu).

Apabila kita dapat mengupayakan atau memajukan budaya Nusantara melalui kreativitas yang kita hasilkan maka kita tidak mungkin menganggap itu "kuno." Yang menganggap itu "kuno" adalah kita yang kurang kreatif dalam mengembangkan kebudayaan sendiri.


Bailengit, 27 September 2022

Arnol Goleo   [23:36]

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun