Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Kamu Programmer, Designer, Content Writer? Bahkan Sales atau Marketing? Dapat Side Job? Pahami Dulu Ini

8 Desember 2019   16:13 Diperbarui: 8 Desember 2019   16:24 76 0
Pada masa kini, mendapat sampingan pekerjaan adalah sebuah berkah,peluang mendapat rejeki tambahan tapi,jangan serta-merta peluang di karenakan biasanya jarang ada pemasukan tambahan jadi bernafus,tetap harus waspada dan punya kontrol diri,self management lah jangan sampai merusak hubungan semua,dengan klien dan dengan mitra.

Ok,biasanya ini terjadi karena :

1. Project Lemparan

Seorang sales,umumnya seorang sales atau programmer yang punya jiwa sales dengan relasi yang cukup luas dengan fully task dan atau kurangnya skill namun hanya melihat sisi keuntungan akhirnya sales,ingat ya sales ini hanya melihat opportuny tanpa melihat risk,apa aja risknya? banyak,mulai dari hubungan dengan yang di 'oper' projectnya karena yang jiwa sales begini hanya benar-benar melihat keuntungan,tidak ada mentalitas penengah.

2. Butuh Duit

Hari gini siapa sih yang nggak butuh duit,tapi bukan berarti tanpa pengetahuan juga jangan niru-niru mereka trader palugada besar yang ambil proyek apa aja dan menjual apa aja mereka punya modal,sementara kalian? hanya sales yang tidak punya persediaan dana which is,dana ini bisa 'menambal' kekecewaaan seseorang,ini penting! menambal yang bagaimana? pertama anda harus ingat kata pepatah

"Jika suatu urusan di serahkan yang bukan ahlinya,maka kegagalan besar sudah menyertainya"

anda hanya sales yang pasti akan menimbulkan kekecewaaan dan kegagalan anda tidak benar-benar memahami mitra anda apakah dia benar seorang berkompeten atau tidak? anda tidak benar-benar memahami apa yang di inginkan client anda lalu bagaimana anda menyampaikan pada mitra anda karena itu tadi,anda hanya melihat uangnya saja.

Balik lagi ke 'menambal' kekecewaaan,ini sudah harus di persiapkan karena bisnis barang jasa yang bersifat proyek tidak seperti jual-beli instan pasti ada ketidak cocokkan,nah di sinilah peran penengan memberikan edukasi pada client kalau masih tidak bisa,anda harus memberikan negosiasi win-win solution bisa berupa 'penambal' kekesalan tadi let's say garansi kekecewaan.

3. Peluang

Sayangnya peluang yang di lepaskan begitu saja,membuat jiwa sales seseorang hidup lalu dengan terpaksa-dengan skenario-asal jangan lepas-dia mencari orang-siapapun bahkan kenalan dari temannya teman punya sepupu,punya ipar,punya tetangga,mantan istri,kenalannya-iparnya lagi hingga melalui banyak tahap,lalu melalui banyak telinga harus ada uang dengar dan menjadi harga tambah mahal,namun karena histeria ini,mereka umumnya menjadi lupa diri sampai-sampai mereka sadar,bahwa mereka kurang kompeten,umumnya project menjadi mahal dan tidak selesai sesuai keingan client.

Lalu apa yang harus di lakukan?

As a Worker

1. Pelajari profil Makelar

Loh,tadi di atas di sebut sales,kok sekarang makelar? iya,mereka ini adalah makelar proyek yang sebenarnya,yang hanya mendapat peluang dari relasinya
ada macem-macem juga tipenya.

Kelas atas,biasanya relasinya orang parpol,dandan parlente punya PT/CV sebagai General Contractor/trading/supplier,tipikal sekali bukan.

Kelas menengah,biasanya level supervisor gak jarang juga level manajer di perusahaan mereka ini yang tipenya terima beres,cuma nyampe-nyampein doang khas makelar gak mau ikutan mikir,apa sih yang di inginkan client,tapi paling pinter nego harga murah ke kita (worker) dan nego mahal ke owner project)

Kalau kelas agak kebawah,sales yang biasanya nangkring di warung kopi pinggir jalan karena yang kita bahas ini project digital ya,jadi biasanya sales perusahaan ISP Sales perusahaan IT,dan gak jarang sales otomotif,karena mereka ini dekat dengan semua kalangan.

Mereka tipe pebisnis kacangan,mencari keuntungan sebesar-besarnya,ogah modal sepeserpun bahkan saat tahap meeting pertama dengan si client,mereka hanya mau bayar kopi gak mikir ongkos kalian,nggak mikir operasional kalian,bahkan nggak akan mau kasih kalian DP

Pelajari karakter intinya aja,pinter ngomong? udah pasti,itu harus,karena kalau nggak,dia nggak bisa jadi penengah tapi apakah dia bisa melihat dari 2 sisi? ajak bicara soal bahasan apapun,kalau dia selalu melihat dari 1 sisi sebaiknya jangan ada kerja sama dengan orang ini,karena mereka bisa saja plin plan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun