Mohon tunggu...
KOMENTAR
Vox Pop

Sadisme di Negri Amungsa Papua

14 Agustus 2014   04:10 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:36 143 0
Korea Waker, sosok yang humoris, bertanggungjawab dan jujur, pergi meninggalkan sanak saudara dengan cara tak wajar. Dia diculik dan dibunuh secara sadis oleh pelaku yang belum diketahui hingga kini.
Gerombolan pembunuh sadis di Tanah Amungsa kerap melakukan pembunuhan. Satupun pelaku belum pernah ditangkap aparat negara. Kerja mereka begitu profesional, konflik demi konflik dikelola secara handal, negri Amungsa tak pernah ada rasa damai nan nyaman.
Sesuai kronologisnya, keluarga, teman dan masyarakat berupaya mencari kemana kepala suku. Dari tanggal 4 mereka cari. 11 Agustus, ditemukan dalam kondisi tewas mengenaskan. "Saat ditemukan, kepalanya tinggal tengkorak, perut kembung dengan memakai celana panjang hitam serta kaos kaki loreng."
Kini, Timika kembali dibuat gaduh karena orang Dani marah. Penegak hukum yang lambat dan mati rasa, berdampak pada penumpahan amarah warga ke warga lain. Jadilah berita sensasi bahwa konflik antar asli vs pendatang.
Kapitalisme bukan lagi perlu keamanan investasi, tapi konflik direkayasa agar terjadi ketergantungan dan kerawanan pangan sehingga manusia seolah mengharapkan hadirnya pasar sebagai pemenuhan kebutuhan.
ISIS di Suriah dan Irak hanyalah rekayasa zionisme ekonomi dunia usai Sadam Husain dan Ozama Binlanden tamat. Pergantian rezim pengacau dunia terus dipelihara oleh pemodal agar suskes melanggengkan pasar bebas.
Proyek neoliberalisme berupa demokrasi, hukum, sistem ekonomi dan mekanisme pasar ditawarkan sebagai alternatif di wilayah konflik. Pengusaha berloma masuk dengan bawa modal dan saham. Jadilah kendali suatu daerah dilakukan oleh tangan luar.
Melemahkan kedaulatan rakyat dan negara melalui konflik supaya mudah menguasai aset mereka, cara modern imperialis masa kini. Tanah Amungsa berdiri kampiun imperialis freeport, negri ini tak pernah damai dan nyaman. Sadisme dihalalkan demi kepentingan imperialis semata?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun