"Untuk pertanyaan ini aku saja yang menanyakkan" katanya sambil menyodorkan sehelai kertas dengan sebuah tulisan.
"Baik, untuk ini biar aku saja" sambil menunjuk kearah pertanyaan yang sebelumnya memang belum ditunjuk.
Keduanya sepakat.
Tidak lupa mereka membawa sebuah handicam keluaran tahun 2000. Satunya berusaha menemukan letak yang tepat dimana asbak ini layak untuk mendapat sorotan.
"Sebentar aku mau pergi ke kamar mandi dulu"
"Ke kamar mandi untuk apa?"
"Sudahlah tunggu saja sebentar"
Ia terus saja mencari letak yang proporsinya tepat untuk merekam mereka melontarkan berbagai pertanyaan tersebut.
Tak lama kawannya datang dari kamar mandi.
"Sudah dapat?"
"Bagaimana menurutmu?"
"Ok, ini sudah lebih baik dari sebelumnya"
Handicam sudah menyala.
"Sejak kapan kamu berada disini?" Sambil menunjuk ke arah asbak sebagai narasumbernya.
Tidak mendapat jawaban.
"Bagaimana rasanya disini selama ini?"
Tidak mendapat jawaban.
"Bagaimana caramu melewati hari demi hari disini?"
Tidak mendapat jawaban.
"Untuk apa dirimu berada disini?"
Tidak mendapat jawaban.
"Darimana asalmu?"
Tidak mendapat jawaban.
"Dimana teman-temanmu?"
Tidak mendapat jawaban.
"Apa kau sudah tau bahwa kami akan datang kesini?"
Tidak mendapat jawaban.
"Apa kau sadar dengan bentuk dirimu?"
Tidak mendapat jawaban.
"Bagaimana rasanya menjalani kehidupanmu sebagai asbak selama ini?"
Tidak mendapat jawaban.
"Apakah cuaca disini selalu seperti ini?"
Tidak mendapat jawaban.
"Bagaimana dengan kemarin?"
Tidak mendapat jawaban.
Mereka berdua pergi, dengan rekaman tersebut. Dengan berteriak lantang, Oh, yeah!