Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

[PELURUSAN SEJARAH] ABDUL LATIEF HENDRANINGRAT - SANG PENGIBAR BENDERA PUSAKA 17 AGUSTUS 1945

19 Oktober 2011   05:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:46 6247 1
"Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah" Kalimat itu di ucapkan oleh BUNG KARNO, Presiden RI Pertama. Klise memang tapi mengandung banyak arti. Karena melihat kondisi negara saat ini, tentu para leluhur kita yang sudah mendahului kita serta kakek dan nenek kita yang berjuang dengan jiwa dan raga untuk kemerdekaan NKRI pasti sedih melihat kondisi negara. Dimana korupsi merajarela, yang benar menjadi salah dan yang salah menjadi benar, dan masih banyak lagi lainnya. Peristiwa proklamasi kemederkaan tanggal 17 agustus 1945 merupakan peristiwa bersejarah lahirnya bangsa indonesia, setelah mengalami perjuangan yang lama, melelahkan serta mengorbankan putra-putri terbaik bangsa yang gigih memperjuangankan kemerdekaan. Ketika disebutkan nama Bung Karno dan Bung Hatta, tentu kita tahu kedua nama tersebut. Tapi siapakah pelaku pengibar bendera pusaka waktu itu?? banyak orang yang tidak tahu dengan nama ABDUL LATIEF HENDRANINGRAT. karena sesuai motto hidup beliau, yaitu SEPI ING PAMRIH ( sepi dari pamrih atau tuntutan) serta RAME ING GAWE (tapi banyak bekerja) dua hal yang sekarang amat sangat bertolak belakang dengan para pejabat-pejabat di negeri ini serta kebanyakan masyarakat indonesia lainnya sekarang. karena pada jaman dahulu para pahlawan berjuang dengan ikhlas tanpa pamrih dan hanya satu tujuan, yaitu KEMERDEKAAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA dan demi masa depan anak cucu serta keturunannya kelak. untuk itu alangkah durhakanya kita sebagai orang yang mengaku bangsa indonesia, melupakan sejarah bangsa ini. banyak yang bilang jangan tengok masa lalu, tapi tataplah masa depan, menurut saya kalimat ini tidak benar, karena tanpa masa lalu tidak akan ada masa depan. Berkaitan dengan kalimat "jangan sekali-kali meninggalkan sejarah". Ini berkaitan dengan judul tulisan yang saya buat. Seperti kita ketahui, belakangan kalau tidak salah sekitar tahun 2008, muncul seseorang yang mengaku menjadi pengibar bendera pada 17 agustus 1945. Pengakuan orang tersebut membuat keluarga kami bertanya-tanya?? ko bisa ya?? orang tersebut berani mengaku-ngaku?? awalnya keluarga kami mengganggap itu hanya angin lalu saja. Keluarga heran media-media cetak dan elektronik juga mudah "termakan" oleh pengakuan orang tersebut dan berulang kali membuat pemberitaan orang tersebut ?? apakah seperti inilah kualitas media-media tanah air??  membuat berita tanpa melakukan penelaahan dan cross cek atas narasumber yang valid dan reliabel?? yang sangat disayangkan Pemerintah juga "termakan" oleh pengakuan orang tersebut dan terkesan melakukan pembiaran atas "pembohongan publik" seperti ini. Sampai puncaknya pada peringatan 17 agustus 2011 lalu, diadakan acara di Gedung JOANG 45, oleh salah satu TV swasta dan sebuah acara wawancara oleh salah satu TV swasta juga,  dimana sang pengaku di wawancara oleh mantan putri indonesia  disaksikan oleh para mahasiswa-mahasiswi dari beberapa perguruan tinggi. Mengenai acara di Gedung JOANG 45, sungguh ironis, karena disitu terdapat bukti otentik mengenai siapa pengibar bendera pusaka dan  juga acara wawancara yang dihadiri oleh mahasiswa-mahasiswi yang notabene generasi penerus bangsa. Namun apa yang terjadi?? sang pengaku dielu-elukan. Inilah potret kebanyakan masyarakat bangsa saat ini yang lupa dan tidak pernah belajar mengenai sejarah bangsanya sendiri. PENGIBAR BENDERA PADA SAAT PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945 ADALAH ABDUL LATIEF HENDRANINGRAT (PRAJURIT DENGAN SERAGAM PETA ) DAN SUHUD SASTRO KOESOEMO (PEMUDA BERCELANA PENDEK) .... DISAKSIKAN OLEH BUNG KARNO , BUNG HATTA, IBU FAT , IBU SK TRIMURTI .. DENGAN PENGABADIAN FOTO OLEH MENDUR BERSAUDARA DARI IPPHOS menanggapi fenomena diatas sebagai langkah konkrit, keluarga diwakili oleh DR. Nidjo Sandjojo, Msc (penulis buku ABDUL LATIEF HENDRANINGRAT - SANG PENGIBAR BENDERA PUSAKA 17 AGUSTUS 1945) , pada tanggal 15 oktober 2011 lalu, meluncurkan buku di Gedung Juang 45. Kenapa dipilih gedung juang 45?? karena semasa hidup ABDUL LATIEF HENDRANINGRAT mengganggapnya sebagai rumah sendiri sampai akhir hayatnya jenazah beliau disemayamkan disini, sebelum akhirnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun