Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Pilihan

Strategi Menjaga Kestabilan Harga di Bulan Puasa

22 Juli 2014   19:39 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:34 583 1

Menurut Bank Indonesia, dari berbagai penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa karakteristik inflasi di Indonesia masih cenderung bergejolak yang terutama dipengaruhi oleh sisi penawaran berkenaan dengan gangguan produksi, distribusi, maupun kebijakan pemerintah. Goncangan terhadap inflasi juga dapat berasal dari kebijakan pemerintah terkait harga komoditas strategis seperti BBM dan komoditas energi lainnya (administered prices).

Ada yang menarik saat mengamati pergerakan inflasi di Indonesia, terutama saat bulan puasa dan hari-hari menjelang lebaran. Dari data Bank Indonesia, diketahui bahwa selama periode ramadhan/lebaran komponen penyumbang inflasi terbesar adalah dari bahan-bahan makanan. Lebih lanjut Bank Indonesia merinci bahwa dalam 3 tahun terakhir kelompok bahan makanan yang menyumbang inflasi cenderung masih sama; aneka daging, aneka bumbu, dan beras.

TPI (Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi) di pusat dan TPID (Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah) yang merupakan kelompok yang dibentuk BI dan pemda juga menjelang bulan puasa dan lebaran secara khusus berkomunikasi mengenai 4 K  ((ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi) serta meminimalkan tekanan harga pangan yang mulai meningkat.

Selain itu, Bank Indonesia juga memantau langsung ke lapangan untuk memastikan ketersediaan stok pangan, baik milik pemerintah maupun pelaku usaha (distributor), sesekali mengadakan pasar murah dengan bekerja sama dengan produsen maupun distributor, dan memprioritaskan bahan makanan dalam proses bongkar muat di pelabuhan, maupun penggunaan jalur transportasi darat menjelang lebaran tiba.

Saya ingin berbagi beberapa pengalaman di antara banyaknya aktivitas yang bisa masyarakat lakukan untuk sama-sama menjaga kestabilan harga menjelang maupun saat lebaran, di antaranya:

1.Persiapan dan perencanaan

Salah satu kunci utama menghadapi tren kenaikan harga saat ramadhan/lebaran adalah melakukan persiapan jauh-jauh hari. Bulan puasa dan lebaran bisa diprediksi akan jatuh di bulan apa. Artinya, segala sesuatu yang berhubungan dengan bulan puasa maupun perayaan lebaran bisa mulai dicari atau dibeli beberapa waktu sebelum bulan puasa tiba, dan kemungkinan jika kita membeli tidak pada waktu puncak permintaan, harga barangnya biasanya berbeda.

2.Pemilihan moda transportasi mudik

Mudik menjadi tradisi yang dilakukan saat lebaran tiba. Penentuan jenis moda transportasi yang digunakan saat mudik sebaiknya dilakukan 3 bulan sebelum lebaran, karena akan menentukan besarnya biaya mudik, keperluan saat mudik, dan segala aktivitas yang dilakukan saat mudik.

Sebagai contoh dampak dari keputusan menggunakan moda transportasi yang lebih dini salah satunya bisa menekan pengeluaran tiket (bagi yang menggunakan transportasi publik), karena sudah menjadi hal yang umum bahwa harga tiket sarana transportasi publik cenderung naik menjelang lebaran tiba.

3.Kombinasi dan inovasi kuliner nusantara

Harga bahan makanan yang selalu mengalami inflasi setiap periode Ramadhan/lebaran salah satunya menunjukkan bahwa masyarakat kita mengutamakan sajian di atas meja makan saat bulan puasa atau hari lebaran tiba.

Bagi saya, suguhan makanan saat puasa/lebaran tak harus mahal dan tak melulu daging, apalagi daging merah. Negara kita yang sudah terkenal sebagai negara maritim perlu memaksimalkan potensi perikanan sebagai suguhan nikmat dan bergizi saat bulan puasa maupun lebaran. Aneka makanan seperti gulai ikan, soto ikan, opor ikan, dan bermacam citarasa kuliner dari berbagai spesies ikan bisa dicoba untuk disuguhkan.

Kemudian, bagi yang tinggal di daerah pesisir, disarankan untuk membeli ikan langsung dari Tempat Pelelangan Ikan. Selain ikan yang didapat masih segar, harga yang didapat juga lebih murah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun