Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan Pilihan

Sembako dan Keluarga Prasejahtera Jadi Bidak Permainan Politikus

22 Februari 2024   18:00 Diperbarui: 22 Februari 2024   18:22 104 28
Beras mahal. Ibu-ibu pun banyak yang kelabakan. Di medsos banyak yang menjerit.
Tapi benarkah mereka yang di medsos itu para ibu yang sedang kelabakan?
Saya yakin sepenuhnya mereka tidak demikian. Karena yang ramai di medsos adalah mereka yang mampu beli pulsa data paling tidak 50 ribu perbulan untuk bermedsosria. Jika demikian berarti mereka bukan termasuk keluarga prasejahtera yang kesulitan beli beras yang lagi naik harganya. Setidaknya mereka mampu beli beras untuk satu bulan penuh. Jadi ketika beras naik tidak terlalu bingung.

Namun perlu disyukuri bahwa para ibu yang berteriak di medsos menunjukkan kepedulian bagi para ibu yang kesulitan membeli beras. Terutama bagi para ibu yang hanya mengandalkan uang belanja harian dari suaminya yang bekerja serabutan. Hari ini kerja besok dan lusa belum tentu kerja. Atau yang pendapatannya tidak menentu. Misalnya penarik becak, kuli bangunan, penjual makanan keliling.
Tanpa teriakan para ibu tentulah para pemangku jabatan yang seharusnya menjaga ketahanan pangan nasional akan diam saja.
Dan memang kenyataan seperti itu. Ketahanan pangan nasional terutama sembako selalu menjadi bidak permainan para politikus dan pejabat.
Sejak jaman orde baru. Ingat kelangkaan beras masa reformasi 1997?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun