Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Yang Tak Ingin Kuingat Lagi

10 Mei 2023   07:20 Diperbarui: 10 Mei 2023   07:26 156 30
Masih kugali sedalam mungkin benak ini untuk mencari kata yang tepat untuk bercerita tentang sebuah perjalanan yang telah lewat.
Sebuah kenangan yang seharusnya tak terlupakan.
Walau bertahun telah berlalu pergi bersama awan yang telah menjadi hujan dan jatuh di lautan.
Bersama setangkup roti dan secangkir kopi pahit ini kuingin menggali lagi kala kita harus berpisah tanpa lara.
Lantunan tembang perpisahan yang mendayu membuat kita terbahak bersama.
Lambaian tangan dan senyummu di tangga pesawat pun akhirnya meruntuhkan ketulusanku menjadi sebuah keraguan kasihmu.
Aku tak mau mendung dan hujan menjadi badai.
Tak berharap pula pelangi membentang di hadapanku.
Hanya sinar mentari yang kunanti memberi kehangatan.

Dering telpon tengah malam membangunkan diriku dari mimpi indah malam kemarin.
Masih kuingat itu adalah suaramu yang lembut seperti saat kau bisikan kata perpisahan.
Kini kau ingin kita duduk lagi menikmati setangkup roti dan secangkir kopi di tempat ini.
Lama aku duduk sendiri menunggumu sambil mengingat wajahmu yang lusuh setelah kita menari jaranan.

Sapaan dan senyuman manis yang tak jauh berbeda dari wajahmu tak membuatku pagi ini menjadi ceria.
Seseorang yang pernah kubayangkan menjadi iparku mendarat dan berkisah tentang duka.
Kau pergi bersama badai di Laut Jawa saat meninggalkan tanah ini dengan lara karena aku telah berdua.
Kopi pait semakin terasa pait di ujung lidahku pada pagi yang tenang ini.


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun