Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Cindy, Gadis Kecil di Gerbang Masjid

28 Januari 2010   10:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:12 305 0
Kali ini nama sebenarnya. Aku tak tahu pasti bagaimana pengejaan namanya ini. Yang pasti, namanya kukira sesuai dengan wajahnya. Cantik. Saat itu, aku baru sampai di pelataran salah satu masjid besar di kotaku.  Waktu itu kami akan shalat zuhur, aku bersama suamiku. Pelataran parkir masjid yang luas ini sudah hampir penuh. Untunglah, kami dapat tempat parkir di bawah sebuah pohon rindang, yang baru saja ditinggalkan mobil sebelumnya. Setelah parkir, kami lalu berjalan beriringan menuju tangga masuk halaman utama masjid. Dari jauh kulihat di pintu gerbangnya, seperti biasa, banyak pengemis yang kebanyakan perempuan. Dari yang kecil, ibu-ibu muda, sampai perempuan paruh baya. Aku jarang memberi mereka sedekah. Wajah-wajah mereka hampir sudah kuhafal semuanya, karena aku dan suamiku cukup sering shalat di masjid ini. Aku malas memberi pada yang tidak benar-benar membutuhkan. Fisik mereka sebenarnya sehat-sehat saja; bisa melihat, mendengar, berbicara, berjalan, hanya dilusuh-lusuhkan hingga tampak seperti jarang mandi dan tak terurus. Lucunya, fisik mereka tampak berisi, bahkan ada yang gemuk. Tak ada yang kulihat kurus kering seperti benar-benar kurang makan selama berhari-hari. Suamiku pun sama. Menurutnya lebih baik menyantuni orang miskin dan anak yatim yang sudah kami kenal di dekat rumah daripada menyantuni para pengemis yang - sudah menjadi rahasia umum - terkoordinasi ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun