Banyak yang bilang,' asal ada kemauan, pasti bisa berhenti merokok.' Bagi sebagian orang, hal itu bisa diwujudkan. Tiba-tiba saja mereka berhenti merokok karena mereka tidak mau. Namun, tidak sedikit orang yang bolak-balik berusaha, namun belum berhasil juga. Mereka mencoba dengan mengurangi kuantitasnya sedikit demi sedikit, berdalih hanya merokok untuk pergaulan, mencoba permen sebagai ganti rokok, mencoba meditasi bahkan mencoba hipnoterapi. Tapi ternyata tidak semudah itu kebiasaan merokok hilang.
Dalam medis, rokok digolongkan dalam zat adiktif, yang artinya membuat kecanduan. Nikotin merangsang otak kita mengeluarkan zat yang membuat kita merasa nyaman. Bila kegiatan ini dilakukan rutin, lama - lama otak kita menanamkan pikiran untuk membuat nyaman harus ada zat itu. Akibatnya badan jadi nagih mulu...Dan kalau ga kesampaian, pikiran jadi malas, ga semangat, bahkan craving (sakaw). Jadi sebenarnya bukan rokok yang membuat kita bisa mikir atau merenung, justru rokoklah yang membuat kebebasan kita terbelenggu.
Kembali ke vareniclin atau champix. Obat ini pun sudah beredar di Indonesia. Cara kerjanya dengan menduduki reseptor nikotin di otak kita. Dampaknya, badan tidak sakaw dan ketergantungan terhadap nikotin perlahan-lahan dikurangi. Untuk mendapatkannya, harus diresepkan oleh dokter, mengingat efek samping yang harus selalu dipantau. Efek samping obat ini mulai dari yang ringan seperti mual, sembelit, sakit perut hingga ada yang melaporkan keinginan untuk bunuh diri. Oleh karena itu, pemakaian obat ini harus diawasi ketat oleh dokter.
Pfizer juga membuat program liferewards, sebuah program support personal bagi pemakai champix. Support ini dimulai kali pertama anda minum obat hingga minggu ke-16.
Nah, sebagai langkah pertama, konsultasikan keinginan anda untuk bebas merokok pada dokter paru di sekitar anda. Selamat mencoba.
