Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

BRICS dan Hegemoni Amerika

31 Juli 2023   19:35 Diperbarui: 31 Juli 2023   19:38 242 6
BRICS ini sebenarnya sudah lama. Sejak September 2006 lalu. Tapi waktu itu hanya 4 negara saja anggotanya yaitu Rusia, Brazil, India dan Tiongkok. Setelah itu baru masuk Afrika Selatan. Sehingga namanya jadi BRICS. Diambil dari inisial masing-masing negara.

Awalnya berdirinya organisasi ini hanya untuk kepentingan investasi satu sama lain. Tidak ada bicara geopolitik didalamnya hingga tahun 2009.

Seperti sekarang ini. Siapa yang pegang peranan di kawasan Eropa? Bukan Inggris, Jerman, Prancis atau negara Eropa lainnya tapi Amerika. Bahkan tanpa menurunkan pasukan tempur saja Amerika sudah bisa mengubah keadaan perang di Ukraina. Inilah musuh yang akan dihadapi BRICS.

Hanya mustahil mereka bisa mengalahkan Amerika jika anggotanya sendiri sering cari muka sendiri alias One Man Show. Lihat saja Tiongkok. Berusaha mempertemukan antara Iran dan Saudi Arabia. Kedua negara yang saling bermusuhan meskipun belum tentu tercapai perdamaian namun bagi Tiongkok tujuan mereka yang ingin menunjukkan pada dunia bahwa mereka juga bisa berperan layaknya Amerika di kancah politik dunia tercapai.

Kemudian sikap Tiongkoknya yang ingin dagang minyak menggunakan mata uang Yuan dan meninggalkan Dolar Amerika disetujui oleh negara-negara pengekspor minyak. Lantas kenapa Amerika diam saja? Karena dagang minyak dengan mata uang lokal tidak akan pernah menggantikan peran dolar sebagai PetroDolar kecuali harga minyak didasarkan pada Yuan. Baru Amerika kebakaran jenggot.

Tapi kan bisa saja dagang minyak dengan mata uang lokal itu sebagai langkah awal dalam membangun pondasi untuk menggeser dolar sebagai PetroDolar?

Untuk kita ketahui bersama bahwa negara-negara Arab sebagai negara-negara penghasil minyak itu punya perjanjian dengan Amerika bahwa Amerika akan menjamin keamanan jazirah Arab jika mereka masih mendasarkan perdagangan minyak dengan dolar Amerika dan untuk itu pasti akan mereka perjuangkan semaksimal mungkin. Lihatlah apa yang dilakukan Amerika saat Irak menyerang Kuwait.

Tapi itu kan cerita lama...

Jadi begini. Karena BRICS ingin membuat mata uang baru yang mungkin inilah nantinya yang akan mereka harapkan untuk melawan dolar Amerika sebagai patokan harga minyak maka BRICS harus tahu dulu apa itu Currency Basket dan Common Currency.

Memang sepertinya BRICS ingin menggabungkan keduanya sekaligus. Itu terlihat dari didirikannya New Development Bank tahun 2015 yang mampu memberikan pinjaman sebesar 34 milyar dolar setahun.

Sepertinya BRICS ini ingin menyaingi IMF karena BRICS juga punya Contingent Reserve Arrangement yang berguna untuk melindungi mata uang negara anggota BRICS.

Tapi IMF juga punya yang seperti ini. Namanya Special Drawing Right yang berfungsi untuk mengetahui kesehatan sebuah mata uang.

Masalahnya currency basket nya BRICS tidak bisa menandingi SDR nya IMF. Apalagi masalah kucuran dana. IMF saja pada September 2020 telah mengucurkan dana sebesar 91 Milyar dolar Amerika dan masih bisa juga mengeluarkan dana cadangan sebesar 1 Trilyun dolar Amerika. Beda kan dengan New Development Bank nya anggota BRICS itu.

Okelah kalau menandingi tidak bisa berarti bahasanya bersaing. Jadi BRICS akan bersaing dengan barat khususnya dalam sistem pembayaran. Makanya mereka menciptakan CIPS.

Apalagi menurut BRICS mata uang bersama seperti Euro itu bisa mengurangi biaya transaksi agar perdagangan diantara anggotanya menjadi lebih menguntungkan.

Nah menurut Joseph W. Sullivan salah seorang mantan penasihat senior gedung putih mengatakan bahwa BRICS ini jangan dianggap enteng. Sebab BRICS ini bisa lebih kuat ketimbang anggota G7.  

Misalkan ditinjau dari GDP. BRICS 31.5 persen dari dunia. G7 hanya 30 persen dari dunia. Secara aturan keanggotaan BRICS lebih longgar sehingga apabila negara lain masuk maka GDP nya tambah besar lagi. Malah target mereka tahun 2030 GDP meningkat sebesar 50 persen dunia. Ini kemungkinan bisa terwujud jika usaha Tiongkok untuk mengajak anggota ASEAN masuk BRICS tercapai.

Seandainya nanti ini tercapai saya takut justru akan terjadi perang dingin seperti antara Sovyet dengan Amerika dulu karena jelas dua blok telah tercipta.

Jika pun perang dingin terjadi, susah bagi BRICS menandingi hegemoni Amerika karena mereka bergabung dalam G7. Itu Negara-Negara besar semua. Belum lagi mereka punya NATO.

Andaipun semua negara Arab bergabung dengan BRICS dan berhenti jualan minyak dengan Amerika, bagi mereka ini tidak masalah. Sebab mereka ini punya Strategic Petroleum Reserve. Jadi mereka punya cadangan minyak bawah tanah. Ada 741 juta tong. Jadi kalau ada boikot mereka masih bisa survive. Militer mereka kuat. Itu belum ditambah NATO.

Jadi untuk menandingi hegemoni Amerika buat BRICS mungkin sangat berat.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun