Pesta demokrasi di Kota Makassar kali ini benar-benar jauh dari konsep “siri’ na pacce” yang selalu diagungagungkan oleh masyarakatnya. Konsep lokal yang seharusnya tetap dilestarikan ini, nyatanya telah terpinggirkan oleh konsep yang bernama “demokrasi kebablasan”. Konsep ini ternyata begitu digandrungi oleh kandidat calon walikota dan calon wakil walikota Makassar. Saling menjatuhkan, saling menghujat, saling menyindir, saling memfitnah, hingga saling umbar kecurangan dalam bentuk black and negative campaign, seakan menjadihal yang biasa dan bukan hal baru lagi dalam berpesta demokrasi. Inikah yang namanya demokrasi ? Tentunya layak untuk dipertanyakan.