Mohon tunggu...
KOMENTAR
Analisis

Belajar dari Kalahnya Prabowo, Mengadili "Pengaruh" Petahana di MK

16 Juni 2019   10:21 Diperbarui: 16 Juni 2019   10:25 65 0
Belajar dari kalahnya Prabowo (15)

Mengadili "pengaruh"petahana vs penantang di MK

Sengketa pemilu di MK kali bukan masalah penggelembungan suara atau serangan fajar, tetapi pengaruh sang petahana terhadap pemilihmya diajukkan sang penantang bahwa pemilu yang berbudaya serta beradab seyogyanya lepas dari pengaruh kuasa dan kekuasaan jabatan tertentu ada benarnya!

Point terpenting adalah tidak cutinya sang petahana dan pengaruh terhadap pemilihnya dengan sengaja atau tidak sengaja atas jabatan yang diembannya adalah nyata.

Tanpa mempengaruhi keputusan MK sebaiknya yang sakah ya dikatakan salah untuk yurisprodensi kelak baik petahana maupun penantang bila petahana salah tanpa mengurangi nilai kemenanangan yang diraihnya MK bisa memutuskan bahwa suatu tindakan bisa diputuskan salah bila melanggar norma sosial dan hukum di masyarakat inilah yang diharapkan rakyat terhadap keputusan MK kelak walaupun tanpa mempengaruhi hasil pilpres maupun pileg sebagai koreksi bersama bila suatu perbuatan itu  ternyata menyimpang dari norma.

Sebaliknya bila tidak terbukti kelak sang penantang bisa jadi harus menerima "kekalahanya' dengan legowo dan bijak mensikapinya.

Kredibilitas MK diutamakan

Sebuah masalah ada karena perbedaan tafsir hukum juga perselisihan karena ada sebab juga ada akibat yang ada kelak.

Ketika bukti bertruk-truk dibawa di MK sudah nyata MK melalui hakim-hakimnya juga  harus bekerja keras untuk berlaku adil mengambil sebuah keputusan karena disini bukan kalah menang tetapi membuka mata rakyat bahwa MK ada dan sungguh membantu keinginan rasa keadilan rakyat maka tunjukkanlah!

Karena pengaruh, kebijakan dan otoritas sebaiknya tidak memihak dan untungkan salah satu capres tetapi di sini tampaknya tidak takut pada UU dan hukum karena didaerah lebih nyata sang petahana  malah menggunakan pengaruh dan juga beberapa fasilitas negara untuk maju lagi dan juga terbukti banyak mobil dinas dipakai mudik juga kebijakan media yang juga disalah gunakan petahana untuk membungkam penantang adalah keberpihakan fatal media negeri ini atas pesta demokrasi di era reformasi ini jadi inilah yang rupanya akan di bukakan mata oleh sang penantang"sesok  yen nyalonke cuti lan ora nggo fasilitas negoro" ada benarnya! agar tidak terjadi sebuah penilaian negatif kedepannya.

saran

Apapun hasilnya percayakan pada MK tanpa mengecilkan arti kalah menang, apapun hukumlah yang jadi dasar  bahwa senua sudah menurut rul law yang berlaku umum dan wajib dipatuhi oleh kita semua.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun