Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Nelangsa Pagi

17 Januari 2021   20:00 Diperbarui: 17 Januari 2021   20:06 347 70
Nelangsa Pagi


Tersadar dari tidur nyenyak semalaman
Tanpa mimpi, tanpa kabar

Menemui remuk pagi
Dan sekawanan burung pipit

Pada sebuah pohon akasia
Sepasang mata ini menangkap ritual alam

Dengan pandangan masih nanar
Terlihat bulir-bulir embun meluruh

Menyaksikan rumput-rumput tersenyum
Menampung jatuhnya air

Terus berkutat di sini
Mencari jejak rindu Kau ucap kemarin

Angin berhembus pelan
Kukira ia menjadi pengantar wasiatmu

Ia sekadar lewat
Mengibas-ngibas pakaianku
Juga daun-daun itu

Menyadari tentang ini seutuhnya
Bahwa Aku terlalu berharap
Bahkan hujan tak lagi datang

Kusesap udara dengan radang rongga akut
Aku takut menderita sesak
Meski kecemasanku tentang rindu tak kunjung tandang

Matahari perlahan muncul
Sinarnya redup
Mengisyaratkan nelangsa

Aku menjelma patung
Di bawah rindang pohon
Di sekeliling rimbun ilalang

Tiada ujar
Tiada gerak
Bola mata liar, badan kaku, nafas tersengal

Tahukah Engkau pemilik jiwa
Aku menanti hadirnya rindu lewat isyarat semesta
Untuk Kueja

Balikpapan, 17 Januari 2021
Ali Musri Syam Puang Antong

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun