Politik pecah belah bagai kaca, yang siap menemui ajal saat amarah ibuku memuncak dalam kebisingan.
Rasa keresahan runtuhkan segala angan, dampak penyesalan sebuah bangsa yang tak kunjung kaya bila menjunjung tinggi kejujuran.
Hidup dan mati sebatas obral janji, yang tak lebih bernasib sama dengan kertas pembungkus nasi yang bertuliskan opini dan berita terkini.
Tak berdaya rakyat kini termakan ucap para politisi, dengan lantang berteriak pemberdayaan pangan yang dikutuk jadi impian pasal kemakmuran yang hasilnya masih dipertanyakan, karena petaninya tak lekas temui nasib yang menguntungkan.
INDONESIA.?
Nasibmu mulai dipertanyakan.?