Ketika aku berteduh di atap gereja pagi itu.buatku kedinginan perihal lebatnya guyuran.
Langit masih enggan merayu,disaat asaku perlahan mulai hanyut terbawa arusnya,mencipta genang luka.
Langit masih enggan merayu,ketika aku memulai berjalan dalam guyuran,berbalut tangisan.
Langit masih saja egois,terus menerus menghanyutkan harapan,tanpa meninggalkan kesan.