Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Jakarta ‘Paranoid’ dengan Peringatan MoU Helsinki di Aceh ?

16 Agustus 2013   00:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:15 424 0

“Peringatan penandatanganan MoU Helsinki tahun ini tidak semeriah tahun lalu,” kata salah seorang warga asal Jantho, kabupaten Aceh Besar, yang ikut menyaksikan acara itu.

Salah seorang yang mengaku bekerja sebagai wartawan freelance menambahkan, peringatan MoU Helsinki kali ini kurang mendapat perhatian dari masyarakat Aceh, bahkan anggota dan kader Partai Aceh yang pada tahun-tahun sebelumnya membludak, pada tahun ini jauh berkurang jumlahnya yang hadir.

Di dekat gerbang masjid, seorang pria berambut cepak berbicara dengan seseorang melalui telepon seluler. Sepertinya pria itu sedang melaporkan pelaksanaan acara yang diliputnya, mulai dari pejabat yang hadir seperti Gubernur Aceh, Kajati Aceh, Ketua DPRA, perwakilan Polda Aceh dan Walikota Banda Aceh. Menurut pria ‘cepak’ itu, dalam susunan acara disebutkan ada pembacaan Ikrar MoU Helsinki, namun batal dilaksanakan. Selain itu, juga ada amanat Presiden RI yang akan disampaikan oleh Menkopolhukam atau Mendagri, namun batal dilaksanakan karena tidak ada perwakilan dari Jakarta.Di akhir pembicaraan, pria tadi menyebutkan bahwa dirinya melihat Juha Christinsen dari CMI juga hadir sebagai undangan. Dengan wajah serius, pria tadi bertanya kepada lawan bicaranya di seluler, “Bukankah Juha Christinsen sudah dipecat oleh Ketua CMI ?” Tidak lama kemudian, pria berlogat Pidie itu masuk lagi ke halaman Masjid Raya Baiturrahman.

Mendengar pembicaraan pria ‘cepak’ tadi, saya jadi berpikir, mengapa Ikrar MoU Helsinki dan amanat Presiden RI tidak jadi dibacakan ? Tapi saya tidak mau ambil pusing dengan hal itu. Lebih baik saya memikirkan kenikmatan kopi Ulee Kareng yang banyak dijual di ‘keude kupi’.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun