Mohon tunggu...
KOMENTAR
Analisis

Kontestasi Politik Itu Soal Kesetiaan dan Loyalitas

5 Desember 2018   07:00 Diperbarui: 5 Desember 2018   08:27 322 4
Kontestasi Politik lebih kepada kesetiaan dan loyalitas pendukung. Hampir rerata, politisi kalah bertarung karena tidak adanya kesetiaan dan loyalitas dari pendukung. Yang begini ini, punya uang berkarung-karung untuk bertarung dalam politik, hanya akan habis gak ada junterung.

Itu sudah terbukti, bertarung dalam gelanggang Politik hanya mengandalkan uang yang berkarung-karung, lupa membangun loyalitas dan kesetiaan pendukung, akhirnya uang habis, kalah dan binasa. Yang seperti ini biasanya cenderung mengumpulkan orang dengan uang, semua diiming-imingi dengan uang, sehingga yang ada disekitarnya hanya yang butuh uang dan peluang.

Politik itu meskipun Seni kemungkinan, namun harus tetap realistis. Rekayasa Politik untuk sebuah strategi sah-sah saja, tapi merekayasa sebuah kemenangan adalah melawan Kehendak Yang Maha Kuasa. Dukungan itu hanya bisa didapat atas dasar kesetiaan dan loyalitas, diluar itu adalah Penghianatan.

Kenapa seseorang bisa kalah dalam sebuah Kontestasi Politik.? Karena dia salah dalam mempersepsikan sebuah dukungan, padahal dukungan adalah ujung tombak kemenangan. Kinerja Politik adalah sesuatu yang realistis, bukan sesuatu yang dibangun seperti membangun istana impian.

Semua harus realistis, bukan cuma diatas kertas. Wujud dukungan jelas, tidak sekedar mengandalkan data statistik, karena data statistik bisa dimanipulasi. Dasar-dasar untuk mendapatkan dukungan pun bukanlah hasil rekayasa komunal, yang dicitrakan dari kerumunan massa, karena kerumunan massa itu bagian dari rekayasa.

Satuhal yang tidak bisa ditolak dalam sebuah Kontestasi adalah Takdir, takdir kalah, juga takdir menang. Yang menjadi persoalan, banyak orang yang tidak siap menerima takdir tersebut, karena syahwat kemenangan yang terlalu menggebu, sehingga lupa ada yang lebih berkuasa melebihi Kekuasaan dia.

Dalam Politik, kesetiaan dan loyalitas itu sangat dibutuhkan, yang menjadi masalah adalah, hampir rerata politisi itu bermental oportunis. Disinilah kemampuan seorang pemimpin politik itu diuji, seperti apa kemampuannya dalam menggalang dukungan, apakah dia cuma duduk manis dibelakang meja, atau dia turun kebawah secara langsung untuk menggalang dukungan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun