Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Mitos Tradisi Pesta Tapai di Batu Bara Jelang Ramadan

28 Februari 2023   22:00 Diperbarui: 28 Februari 2023   22:23 803 1
Pesta Tapai sebuah tradisi tahunan turun temurun yang dilaksanakan masyarakat melayu Pesisir Batu Bara saat menyambut bulan suci Ramadan di Desa Dahari Selebar, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batubara.

Dulunya masyarakat Pesisir membuka tradisi Pesta Tapai dua minggu sebelum bulan puasa. Namun seiring berjalannya waktu, pelaksanaanya digelar lebih awal, hal ini dilakukan melihat tingginya antusias masyarakat baik dari dalam maupun luar daerah Batu Bara untuk berkunjung ke Pesta Tapai.

Selain tradisi, Pesta Tapai menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat di wilayah Pesisir. pasalnya, melalui usaha ini warga dapat menambah penghasilan hingga meningkatkan ekonomi.

Jay salah satu warga di Pesisir, Desa Dahari Selebar, Kecamatan Talawi mengungkapkan banyak kisah dan sejarah tentang awal mula Pesta Tapai ditetapkan sebagai tradisi, tetapi dirinya menjelaskan informasi yang beredar hanya sebatas cerita.

"Belum tau juga sebab orang terdahulu (nenek moyang) kan sudah lama tiada, sementara orang tua kita hanya sebatas mendengarkan tanpa ingin mengulik ke dalaman sejarahnya. Untuk tradisi Pesta Tapai dulunya dua minggu sebelum puasa baru digelar, itu kalau dari cerita orang tua kita, tapi berjalannya waktu kalau tidak salah lewat musyawarah ditetapkanlah satu bulan sebelum bulan puasa," kata Jay sembari menghidangkan tapai ke pembeli, Minggu (26/02/2023).

Meski kini tradisi Pesta Tapai masih dipertahankan dan menjadi ciri khas kebudayaan lokal di Kabupaten Batu Bara, namun sejarah awal mula Pesta Tapai masih menjadi tanya. Bahkan sejumlah mitos pun beredar di kalangan masyarakat.

Dimana dahulu dua hari sebelum bulan suci Ramadan, masyarakat Pesisir Batu Bara mengadakan "Mogang" yang artinya menyembelih hewan kerbau ataupun lembu. Saat itu, kerbau di Pesisir Batubara sangat sedikit sehingga mendatangkan pedagang kerbau dari wilayah lain.

Selama proses penyembelihan hingga larut  malam, pedagang kerbau meminta ke masyarakat supaya dibuatkan makanan. Kondisi malam yang terasa dingin kala itu membuat masyarakat setempat berinisiatif memberikan tapai ke pedagang agar mendapatkan rasa hangat di tubuh mereka.

Sedangkan lemang (lomang) yang berbahan dasar beras ketan dianggap bisa mengatasi rasa lapar ke pedagang kerbau yang saat itu sedang menyembelih. Sebab itulah masyarakat satu persatu mulai berjualan tapai dan lemang apabila "Mogang" berlangsung hingga masyarakat menjadikan tradisi yang dikenal dengan Pesta Tapai.

Sementara, ada juga mitos yang menceritakan bahwa pada masa dahulu ada dua kerajaan di wilayah Pesisir yakni Dahari dan Selebar. Keduanya mengalami perseteruan.

Pada masa itu kedua kerajaan ini dipimpin oleh kedatukan, hingga terdengarlah kabar perseteruan oleh sang datuk. Alih alih ingin mendamaikan kedua kerajaan itu, sang datuk pun mempertemukan mereka melalui permufakatan.

Dalam pertemuan kedua kerajaan itu, sang datuk menyuguhkan makanan tapai dan lemang, sebab itulah Pesta Tapai menjadi Tradisi.

Selain itu adapula mitos yang beredar  memiliki cerita mistis, dimana kala itu sebagian pembeli di Pesta Tapai bukan dari kalangan manusia saja melainkan makhluk bunian.

lalu mitos lainnya, bila tradisi Pesta Tapai ini tidak dilaksanakan oleh warga sekitar maka akan mendatangkan musibah, penyakit, bahkan kehilangan rezeki.

Namun sampai kini, kabar itu hanya sekedar mitos dan belum dapat di pastikan kebenarannya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun