Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Karpet Merah Konglomerat hingga Pertamina Tak Kunjung Merakyat, Sim Salabim BPJS Meningkat!

16 Mei 2020   18:02 Diperbarui: 16 Mei 2020   18:03 36 3
Apa itu satu apa itu bersatu dan apa itu menyatu?
Aku tak tahu ketika anak-anak panah berapikan firnah, menghujani ibuku, membakar sanak saudara lalu mati satu persatu.
Penat bersama butir lelah, menunggu disamping tugu.
Menyaksikan sang utusan tengah berdendang dalam tempurung.
Aku mendengar dari utara suara riuh tentang agama. Aku mendengar dari selatan tentang mereka yg berteriak atas suku. Lalu ditumur, aku melihat serangkaian orang tak bertuhan berteriak tentang kebebasan. Dibarat aku ketakuan melihat orang berteriak tidak karuan.
Ngeri tuan membuka mata untuk melihat.
Betapa besar derita, mengoyak dari hulu ke hilir.
Tuan janganlah tertawa, semesta tak akan berbual, hingga datang guncangan menghentak.
Apa artinya satu bila tuan tak mengerti satu,
Mereka tak mengerti bersatu, dan aku tak tahu cara menyatu.
Akankah tuan menjahit mulit tuan, menyulam kelopak mata tuan dan mmbeton telinga tuan serta menggadaikan hati tuan?
Bungkam atas keadaan bungkam atas perpecahan.
Tuan bukalah mata, lihatlah semua. Jangan lagi mengelak, ketika semesta terengah.
Tuan jangan lagi kau hilang ditengah keramaian, dalam kerumunan harapan.
Jangan lagi kau buat kamu bermuram durja, sehingga kami berharap agar kau tidur selamanya.


Tangerang, 16 Mei 2020

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun