Mohon tunggu...
KOMENTAR
Hobby

Membaca Buku Warisan Islam tentang Hak Asasi

11 Mei 2021   14:24 Diperbarui: 11 Mei 2021   14:33 186 2
Buku ini berisi nasihat-nasih penuh hikmah dari Imam 'Ali Zainal Abidin yang dikenal dengan julukan As-Sajjad. Beliau putra dari Imam Husain as putra Imam 'Ali bin Abu Thalib as dan Sayyidah Fathimah binti Rasulullah Saw. Secara genealogi nyambung kepada Rasulullah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib. Imam Sajjad ini merupakan anak lelaki putra Imam Husain yang selamat dari pembantaian di Karbala, Irak, oleh rezim Bani Umayyah dengan raja yang bertahta Yazid bin Muawiyah bin Abu Sufyan.

Imam Sajjad disebut sebagai Imam Syiah yang keempat. Beliau wafat 25 Muharram 95 H./713 M. diracun dan dikuburkan di Jannatul Baqi, Madinah.

Satu di antara peninggalan yang terkenal dari Imam Sajjad as adalah Shahifah Sajjadiyah (buku kumpulan doa yang indah dan puitis) dan Risalat Huquq (buku kumpulan nasihat penuh makna). Yang terakhir ini merupakan buku yang saya baca ini.

Secara umum buku Warisan Islam tentang Hak Asasi ini mewakili tiga tema: hubungan dan sikap seorang hamba kepada Tuhan, kepada sesama manusia, dan mengenai diri sendiri. Terdiri dari lima puluh hak yang harus ditunaikan oleh seorang muslim. Paparannya pendek dan banyak diakhiri dengan ucapan "laa quwwata illa billahil 'aliyyil azhim".

Hak-hak yang disajikan yaitu hak terbesar Allah Swt, hak-hak tubuh meliputi seluruh inderawi dan anggota tubuh, hak-hak ibadah, hak-hak para pemimpin, hak-hak yang dipimpin, hak-hak anggota keluarga, dan hak-hak lainnya yang terkait dengan orang lain seperti pembantu, teman, muazin, tetangga, sahabat, rekan usaha,  kepada yang lebih tua dan yang muda, penerima nasihat dan memberi nasihat, hak guru, serta lainnya.

Setelah membaca pesan penuh hikmah dari Imam Sajjad as maka akan tercengang betapa banyak kesalahan dalam memperlakukan orang lain, bersikap, dan sadar mengenai fungsi tubuh. Selayaknya kesadaran akan hak-hak yang harus ditunaikan tersebut mengarah pada hidup yang lebih baik dan bernilaikan ajaran agama Islam.

Saya sendiri merasa jauh dari kandungan buku ini. Amat sukar meneladani Imam Sajjad dari aspek karakter dan penunaian hak-hak yang berjumlah lima puluh hak. Mungkin akan cocok seluruh hak yang disebut Imam Sajjad as ini dipraktekkan oleh kaum Muslim yang menjalani pola hidup sebagai sufi. Karena mengandung unsur kesucian personal dan menerapkan pola laku hidup orang saleh.

Sekadar mengambil pelajaran dari buku ini, saya kutipkan tentang "hak guru" sebagai berikut (halaman 76-78):

"Hak gurumu atas dirimu adalah engkau harus memuliakan dirinya, menghargai kesediaannya untuk mengajarkanmu, menyimak dengan baik kata-katanya, memperhatikan ajaran-ajaran yang diberikannya, menunjukkan kesungguhanmu dengan memusatkan pikiranmu hanya kepada dirinya, menunjukkan kepada dirinya kepahamanmu atas ajaran-ajarannya, memurnikan hatimu dan mengosongkan pikiranmu dari keinginan-keinginanmu yang tidak ada hubungan dengan ajarannya, serta menatapnya dengan penuh perhatian.

Apa-apa yang telah ia ajarkan kepadamu harus engkau sebarkan kepada mereka yang belum mengetahuinya, termasuk mereka yang bersikap sombong kepadamu dan kepada selainmu. Inilah wujud terima kasihmu kepada gurumu, karenanya engkau harus meneruskan dan memperjuangkan penyebaran ajarannya agar engkau menjadi manusia yang berbalas budi.

Walaa quwwata illa billahil 'aliyyil azhim (tiada kekuatan selain dengan karunia Allah Yang Mahatinggi dan Mahaagung).

Demikian ulasan buku kecil yang sarat dengan hikmah. Buku ini layak dijadikan renungan atas etiap untaian kata demi kata sampai kalimat dan paragrafnya. Dengan mempelajarinya maka akan mengerti dasar-dasar tentang HAM (Hak Asasi Manusia) yang kini menjadi acuan dari seluruh aktivitas dan aturan hidup manusia di dunia sekarang ini. Meski disuarakan abad 8 Masehi ternyata buku Imam Sajjad as ini relevan dengan zaman modern. Bahkan, dapat menjadi rujukan utama untuk membuat panduan adab dan hukum kemanusiaan.

Semoga di akhir Ramadan 1442 H. ini kaum Muslim yang beriman mampu mengambil hikmah. Juga diberi kemampuan untuk taat pada aturan Allah dan patuh dengan aturan yang benar walaupun dari penguasa negeri. Aamiin Ya Robbal 'alamiin. *** (ahmad sahidin)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun